Ini Beda Gejala Gerd Pada Bayi, Balita, dan Remaja

Senin, 12 Juli 2021 | 11:45 WIB
Ini Beda Gejala Gerd Pada Bayi, Balita, dan Remaja
Ilustrasi anak sakit perut, Gerd. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerd atau refluks lambung bisa dialami siapa saja, bahkan anak usia bayi. Gerd pada dasarnya merupakan masalah asam lambung naik ke pipa tenggorokan bahkan beberapa sampai ke mulut.

Kondisi itu disebabkan karena terbukanya katup lambung, yang menjadi pemisah antara lambung dan pipa tenggorokan, dalam kondisi terbuka.

Dokter spesialis anak konsultan Gastrohepatologi dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K) menyampaikan, gejala gerd pada setiap usia berbeda-beda.

Misalnya bayi berusia kurang dari empat bulan yang alami gerd, mereka kerap alami muntah karena minum terlalu keyang. 

Baca Juga: Awas! Ini 4 Risiko Makan Nanas Berlebihan

Dokter Eva mengatakan, jika muntah dekat dengan waktu minum ASI, kemungkinan besar bukan disebabkan karena gerd. Tetapi lantaran bayi di bawah usia 4 bulan katup lambungnya belum kuat. Sehingga menyebabkan isi lambung kembali naik.

"Kalau tidak ada gejala sama sekali kemudian refluks juga hanya sebentar, biasanya dengan bertambah umur katup lambungnya akan menguat sendiri," jelas dokter Eva dalam webinar Parent Class Hari Anak Nasional, Minggu (11/7/2021).

Akan tetapi, dokter Eva mengingatkan orangtua perlu memerhatikan pertumbuhan anak jika anak alami muntah semakin sering.

Hal ini bisa berakibat nafsu makan anak menurun dan membuat berat badan anak tidak kunjung naik hingga mengganggu proses pertumbuhannya.

"Itu harus segera waspada, diperiksakan ke dokter," saran dokter Eva.

Baca Juga: Termasuk Penyakit Pencernaan, Apa Bedanya GERD dan IBD?

Pada anak balita, gejala gerd juga bisa membuat anak menjadi rewel setiap kali akan diberi makan. Kondisi itu terjadi karena anak merasa sakit di tenggorokan akibat asam lambung yang naik.

Dalam beberapa kasus, kata dokter Eva, terkadang gerd juga disertai dengan nyeri perut atau nyeri dada.

"Atau batuknya lama, kadang-kadang yang parah juga bisa menyebabkan sesak," imbuhnya.

Pada anak yang lebih besar dari balita, gejala bisa ditimbulkan dengan sering muntah dan jika sudah parah, bisa sampai berdarah. Akibatnya, anak bisa alami anemia.

"Tapi tidak semua anemia (gejala gerd). Jadi harus ada muntah dulu. Kemudian bisa juga anak alami gangguan tidur, terbangun malam-malam lalu nangis. Kadang-kadang juga sakit perut. Pada anak yang sudah agak besar giginya keropos, itu juga harus hati-hati. Kalau gigi keropos kemungkinan asam lambung sudah naik sampai ke mulut akhirnya menimbulkan erosi pada gigi," paparnya.

Pada gejala yang berat, gerd bisa menyebabkan radang paru berulang dan napas berbunyi. Sedangkan pada anak remaja, karena sudah bisa mengekspresikan kondisi yang dirasakannya, biasanya anak akan mengatakan tenggorokannya terasa panas seperti terbakar.

Juga sakit leher, suara serak setelah makan sesuatu, mmulit asam, hingga merasa makanan tersangkut di tenggorokan akibat terhambat oleh asam lambung yang naik ke pipa tenggorokan.

"Terakhir juga bisa sebabkan batuk kering dan napas berbau asam," jelasnya.

Pada anak dengan kondisi kesehatan tertentu, gerd bisa jadi makin parah. Dokter Eva menyebut, anak-anak yang obesitas atau terlalu sering makanan asam, cokelat, juga minuman yang mengandung kafein bisa memperbiruk kondisi gerd.

"Makanan yang berlemak juga bisa menimbulkan asam lambung naik. Makanan yang digoreng atau yang pedas termasuk juga bawang putih, bawang merah, dan tomat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI