Belum Divaksin Covid-19, Perempuan Ini Meninggal Usai Kena Dua Varian Corona Sekaligus

Senin, 12 Juli 2021 | 10:30 WIB
Belum Divaksin Covid-19, Perempuan Ini Meninggal Usai Kena Dua Varian Corona Sekaligus
Pasien Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perempuan asal Belgia berusia 90 tahun meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 dengan dua varian virus sekaligus. Perempuan itu juga diketahui belum divaksinasi Covid-19.

Ia dinyatakan positif Covid-19 setelah masuk ke rumah sakit OLV di Aalst pada Maret lalu. Awalnya saturasi oksigennya baik, tetapi kondisinya memburuk dengan cepat. 

Dia meninggal lima hari kemudian di rumah sakit. Otopsi mengungkapkan bahwa dia terinfeksi varian Alpha dan Beta pada saat kematiannya. 

"Ini adalah salah satu kasus koinfeksi pertama yang terdokumentasi dengan dua varian SARS CoV-2 yang menjadi perhatian," kata Anne Vankeerberghen dari rumah sakit OLV dikutip dari Fox News.

Baca Juga: Saleh Daulay: Vaksinasi Gratis, Tidak Diperjualbelikan

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

"Kedua varian ini beredar di Belgia pada saat itu, jadi kemungkinan wanita itu terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda. Sayangnya kami tidak tahu bagaimana dia terinfeksi," imbuh Vankeerberghen. 

Varian Alpha pertama kali muncul di Inggris sedangkan strain Beta muncul di Afrika Selatan. Para peneliti di rumah sakit tidak dapat mengatakan apakah koinfeksi berperan dalam penurunan cepatnya. 

Pada Januari 2021, para ilmuwan di Brasil melaporkan dua orang telah terinfeksi secara bersamaan dengan dua jenis virus corona yang berbeda, tetapi penelitian tentang pasien tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, menurut Medical Express.

Menurut Vankeerberghen, kurangnya pengujian untuk varian telah memungkinkan kasus koinfeksi serupa tidak terdeteksi. 

"Karena koinfeksi dengan varian yang mengkhawatirkan hanya dapat dideteksi dengan analisis VOC (varian of concern) dari sampel positif, kami akan mendorong para ilmuwan untuk melakukan analisis VOC yang cepat, mudah, dan murah dengan PCR pada sebagian besar sampel positif mereka, bukan hanya keseluruhan sekuensing genom dalam proporsi kecil," katanya. 

Baca Juga: Pemerintah Total Distribusikan 70,4 Juta Vaksin Gratis ke Seluruh Indonesia

Vankeerberghen mengingatkan, teknik apapun yang digunakan dalam penelitian, waspada terhadap koinfeksi tetap pentng dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI