Suara.com - Orangtua tentu khawatir jika anaknya sakit. Akan tetapi dengan sistem imun yang masih lemah, anak terkadang mudah sakit.
Batuk termasuk salah satu gejala sakit yang umum dialami anak. Akan tetapi, dokter anak mengatakan bahwa batuk sebenarnya hal yang wajar terjadi terutama pada anak di bawah 10 tahun.
"Sebenarnya batuk pada anak normal. Seorang anak di bawah 10 tahun, sehat, tidak ada sakitnya bisa 10 kali batuk dalam sehari. Jadi kalau setiap anak batuk tidak masalah. Itu sudah diteliti," kata Dokter spesialis anak dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A., dalam webinar Parent Class perayaan Hari Anak Nasional, Minggu (11/7/2021).
Intensitas batuk akan meningkat hingga tiga kali lipat dalam sehari saat anak alami infeksi. Menurut dokter Dimas, dalam setahun, anak bisa sakit infeksi hingga 8 kali.
Baca Juga: Survei P2G: 63,3 Persen Ortu Setuju Anak Divaksin Covid-19, Tapi Masih Kurang Sosialisasi
"Bisa dikatakan 2 bulan sekali. Sakit itu wajar pada anak. Karena batuk sifatnya proteksial, melindungi tubuh," imbuhnya.
Meski menjadi gejala dari adanya penyakit, namun kondisi batuk juga menjadi cara tubuh untuk melindungi saluran napas bawah agar tidak terinfeksi dengan bakteri, kuman, ataupun virus yang sifatnya iritatif dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada paru-paru.
"Tindakan itu berkerjasama dengan bersihan mukosiliar, artinya bagian silia yang bersifat untuk membuang cairan gumpalan yang biasa kita kenal sebagai dahak," jelasnya.
Ada dua jenis batuk yang bisa terjadi. Yakni, batuk kronik dan akut. Dokter Dimas menjelaskan bahwa akut bukan berarti menunjukan kondisi yang parah. Justru digunakan untuk menyebut penyakit yang baru saja terjadi selama beberapa hari dan kurang dari 2 minggu.
"Kalau sudah lebih dari 2 minggu disebut kronik. Akut itu satu konsep waktu," ujar dokter Dimas.
Baca Juga: Warisi Bakat Sang Ayah, Intip 10 Potret Anak Bungsu Charly Van Houten
Perbedaannya, batuk kronik terjadi secara berulang dan berlangsung lebih dari 2 minggu. Sementara batuk berulang tidak sampai 2 minggu akan tetapi berulang dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut dengan tanpa disertai gejala respiratorik atau non respiratorik lainnya.