Menkes Budi Ungkap Strategi Pemerintah Indonesia Atasi Covid-19 Varian Delta

Sabtu, 10 Juli 2021 | 13:18 WIB
Menkes Budi Ungkap Strategi Pemerintah Indonesia Atasi Covid-19 Varian Delta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin / [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemerintah telah memiliki strategi untuk mengantisipasi makin meluasnya paparan Coronavirus Covid-19 varian delta.

Diketahui, varian tersebut telah menyebar diberbagai daerah, terutama DKI Jakarta, Kudus, dan Bangkalan.

Meski disebutkan para ahli bahwa varian delta lebih cepat menular, Menkes Budi meminta agar masyarakat tidak perlu panik saat ada lonjakan kasus positif.

"Untuk bisa mengantisipasi varian delta, penting sekali untuk kita melakukan testing yang lebih agresif. Jadi saya bilang nggak usah khawatir kalau kasus konfirmasi naik."

Baca Juga: Skema Pengawasan PPKM Darurat di Medan Disiapkan

"Justru dengan demikian kita bisa melakukan antisipasi yang lebih baik lagi, baik disisi isolasi maupun sisi rumah sakit. Termasuk kesiapan oksigen dan lain sebagainya," papar Menkes dalam konferensi pers daring, Jumat (8/7/2021).

Tindakan antisipasi melalui testing dilakukan per Kabupaten/Kota dengan target yang telah ditentukan Kemenkes. Budi memaparkan, jika suaru daerah memiliki positivity rate di atas 25 persen maka tindakan testing harus 15 kali dari standar WHO.

Jika positivity rate 15-25 persen, maka 10 kali standar WHO. Dan jika 5-10 persen harus 5 kali standar WHO. Daerah dengan positivity rate kurang dari 5 persen, barulah cukup 1 kali standar WHO.

"Sesuai standar WHO, satu per seribu per minggu kalau positivity rate di bawah 5 persen," ucap Budi.

Untuk memastikan positivity rate tiap daerah bisa terus menurun, Kemenkes buat tiga strategi. Langkah pertama dengan memastikan CT value masuk pada sistem Kementerian Kesehatan untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

Baca Juga: Gedung Sekolah di Junerjo Kota Batu Difungsikan Shelter Pasien Covid-19

Tujuannya, agar Kemenkes bisa mengantisipasi potensi penyebaran Delta. Sebab, Budi menjelaskan bahwa salah satu ciri seseorang terinfeksi varian delta adalah memiliki angka CT rendah, di bawah 20-10 persen.

Langkah kedua dengan meningkatkan jumlah testing. Ketiga, dengan mengonversi tempat tidur yang belum didedikasikan untuk perawatan pasien Covid-19.

"Supaya kita lebih siap menghadapi penyebaran mutasi delta. Rumah sakit kita diharapkan sejak sekarang sudah melakukan konversi dari tempat tidur biasa ke tempat tidur Covid," pinta Menkes Budi.

Menurutnya, konversi tersebut untuk menurunkan bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit. 

"Misalnya di Singkawang memang BOR-nya sudah tinggi 97 persen. Tapi itu tinggi karena tempat tidur Covid baru 129, padahal total tempat tidur rumah sakit yang ada di Singkawang 1.248."

"Cara yang paling cepat untuk menurunkan BOR adalah melakukan konversi dari tempat tidur yang belum didedikasikan untuk pasien covid menjadi pasien covid," jelasnya. 

Strategi terakhir, dengan melakukan simulasi oksigen. Menurut Menkes, suplay oksigen rumah sakit di hampir seluruh kota luar Jawa masih dalam kondisi relatif baik. Akan tetapi, pemerintah tetap antisipasi adanya lonjakan kasus yang bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. 

Menkes Budi menyampaikan, Kemenkes telah menghitung perkiraan kebutuhan oksigen di tiap provinsi hingga per Kabupaten/Kota. 

"Kita juga sudah memberikan contoh bagaimana mapping di produsen oksigen dengan meniru yang kita lakukan di Jawa. Dan kita juga sudah membuat website khusus di mana setiap rumah sakit bisa memasukkan data kebutuhan. Sehingga kita tahu sisa oksigen berapa di setiap rumah sakit, sehingga kita di pusat bisa membantu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI