Suara.com - Perusahaan farmasi BUMN Kimia Farma, baru saja merilis alat diagnosis Covid-19 dengan metode obat kumur.
Disebut tes Covid-19 PCR kumur Bio Saliva, alat diagnosis ini diklaim mampu mendeteksi Covid-19 dalam tubuh.
Metode kumur dianggap lebih nyaman dibanding metode swab antigen atau PCR (polymerase chain reaction), di mana sampel diambil dengan memasukkan alat ke belakang hidung dan belakang tenggorokan.
Seperti namanya, PCR kumur mengharuskan pengguna berkumur dengan cairan kumur selama 10 hingga 15 detik, lalu bekas cairan dimasukkan dalam adapter hingga mencapai 2,5 milimeter.

Selanjutnya tambahkan larutan pencampur, kocok cairan untuk kemudian dikirim ke laboratorium khusus dan diuji.
Metode PCR kumur ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah testing Covid-19 di Indonesia, khususnya bagi anak dan lansia yang memerlukan kenyamanan saat pengambilan sampel tes Covid-19.
Kedepannya, lokasi tes PCR kumur tidak harus di lokasi medis, tapi tetap memerlukan pengawasan medis, sehingga potensi berkerumun dan kontak fisik tetap berkurang.
Dikatakan, metode pengambilan sampel PCR kumur juga memungkinkan pengambilan sampel dalam jumlah yang sangat besar tanpa perlu menambah tenaga medis.
Adapun tingkat akurasi PCR kumur atau Bio Saliva ini diklaim mampu mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT kurang dari 35, dengan sensitivitas mencapai 93.57 persen, hanya sedikit di bawah di bawah swab PCR dengan sensitifitas mencapai 95 persen.
Baca Juga: Korupsi Bansos Covid-19, KPK Perpanjang Penahanan Bupati Aa Umbara 30 Hari
Dalam pengembangannya, sebanyak 400 sampel pasien Covid-19 digunakan, baik pasien rawat jalan, maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan. Ditambah semua sampel diambil dari pasien Covid-19 Indonesia.