Suara.com - Viral di media sosial TikTok, seorang bayi baru lahir yang masih berusia 1 bulan mengeluarkan cairan putih seperti ASI dari payudaranya. Video itu memperlihatkan seseorang memencet payudara bayi tersebut hingga keluar cairan putih seperti ASI.
"Subhanallah, Maha Kuasa Allah, anak bayi umur 1 bulan sudah mengeluarkan air susu asi," tulisnya di caption.
Dilansir dati Healthline, keluarnya cairan putih seperti ASI dari payudara bayi bisa disebut sebagai galaktorea neonatal. Kondisi ini bisa dialami bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Penyebab paling umum dari galaktorea neonatal adalah hormon ibu transplasenta. Dalam istilah medis, keluarnya cairan putih seperti ASI pada payudara bayi terjadi ketika bayi berada di plasenta dan kadar estrogen ibu yang tinggi masuk ke aliran darah mereka.
Baca Juga: Ramai soal Virus Corona Varian Delta, Begini Penjelasan Gubernur Riau
Kondisi ini menyebabkan jaringan payudara bayi membesar sehingga menyebabkan galaktorea. Tingginya kadar estrogen dalam ASI setelah bayi baru lahir ini juga bisa berkontribusi.
Adapun beberapa penyebab potensial lain dari galaktorea neonatal pada bayi baru lahir, meliputi:
- Hipotiroidisme
- Hiperprolaktinemia
- Obat-obatan tertentu
- Penggunaan ganja
- Kanker
Umumnya, galaktorea neonatal bukan kondisi yang mengkhawatirkan. Tapi, galaktorea neonatal akibat masalah tiroid atau kanker perlu diwaspadai dan membutuhkan pengobatan medis.
Selain itu, orangtua atau pengasuh juga harus menghindari merangsang putih susu bayi atau mendorong produksi ASI setiap kali galaktorea neonatal terjadi. Mengeluarkan cairan putih seperti ASI pada payudara bayi ini bisa meningkatkan produksi cairan dan mengiritasi jaringan payudara.
Pada akhirnya, tindakan ini bisa menyebabkan laktasi berkepanjangan, abses dan mastitis. Mastitis dan abses payudara adalah kondisi yang kurang umum terjadi pada bayi baru lahir. Namun, mastitis bisa muncul akibat bakteri dan membutuhkan antibiotik.
Baca Juga: Hits Health: Risiko Gastrointestinal Pasca Sembuh Covid-19, Varian Lambda Virus Corona