Suara.com - Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, kini telah dialihfungsikan menjadi rumah sakit cadangan khusus Covid-19. Tindakan itu sekaligus merespon lonjakan kasus positif Covid-19 di ibukota selama sepuluh hari terakhir.
“Kami juga sudah mulai mempersiapkan Rumah Sakit Cadangan di Wisma Haji Pondok Gede,” ucap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Rumah sakit cadangan itu akan berkapasitas 900 kamar dan sudah mulai dikerjakan dengan Kementerian PUPR. Budi menyampaikan, di sana juga akan dibangun 50 kamar, sehingga total akan ada 950 tempat tidur. Rumah sakit cadangan itu direncanakan mulai beroperasi pada Rabu, 7 Juli mendatang.
Budi sudah melakukan instruksi agar semua IGD diubah menjadi ruang isolasi sehingga bisa langsung menampung pasien. Sementara IGD yang dibangun di luar gedung rumah sakit dengan bekerjasama bersama BNPB.
Baca Juga: Mengenal Faheem Younus, Dokter AS yang Giat Ngetwit Pakai Bahasa Indonesia Soal Covid-19
Dengan dibangunnya RS cadangan tersebut, Budi mengungkapkan tentu butuh tenaga kesehatan untuk membantu ditugaskan di sana. Tenaga kesehatan telah didatangkan dari daerah-daerah zona hijau, seperti beberapa dari Kalimantan dan Sumatera.
Tenaga kesehatan tersebut juga akan difasilitasi tempat tinggal di Asrama Haji sehingga diharapkan dapat meminimalisir laju penularan Covid-19 antara para nakes lainnya atau bahkan anggota keluarga masing-masing tenaga kesehatan.
Menghadapi lonjakan kasus Covid-19 saat ini, Budi menyampaikan, perlu dilakukan percepatan konversi tempat tidur di rumah sakit. Ia meminta pemerintah daerah di Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali juga meningkatkan konversi tempat tidur untuk merespons lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19.
Beberapa wilayah yang terjadi outbreak kedua, seperti DKI Jakarta, sudah melakukan konversi yang sangat banyak, lebih dari 50 persen sudah untuk pasien Covid-19. Namun masih ada juga provinsi lain seperti Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali yang dinilai masih sedikit konversinya.
“Sehingga kalau kita lihat BOR (Bed Occupancy Rate)-nya tinggi itu karena memang tempat tidur yang dialokasikan untuk Covid-19 masih sangat rendah,” kata Budi.
Baca Juga: Gejala Awal Corona yang Perlu Diperhatikan, Selain Demam
Kementerian Kesehatan akan memonitor segera agar pemerintah provinsi segera meningkatkan konversi tempat tidur di rumah sakit yang masih rendah.
Khusus DKI Jakarta, mengingat tempat tidur di rumah sakit sudah penuh maka pasien positif Covid-19 yang dirawat hanya yang kondisinya gejala sedang, saturasi oksigen dibawah 95 persen serta ada sesak dan komorbid.