Orangtua Harus Siapkan Hal ini, Agar Psikologis Anak Siap Saat Sekolah Dibuka

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 05 Juli 2021 | 10:43 WIB
Orangtua Harus Siapkan Hal ini, Agar Psikologis Anak Siap Saat Sekolah Dibuka
Psikologis Anak Siap Saat Sekolah DIbuka. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19, berdampak pada seluruh kelompok usia. Terlebih bagi usia anak, pandemi Covid-19 ini juga berpengaruh terhadap mentalnya.

Mereka harus berada di dalam rumah untuk menghindari virus corona. Sekolah tatap muka juga beralih menjadi online.

Tidak sedikit keluhan datang dari orangtua murid yang mengkhawatirkan anaknya terhadap perkembangan anaknya karena banyak beraktivitas dirumah.

Tapi, para orang tua tak perlu khawatir selama orang tua menerapkan pengasuhan/penderkatan yang tepat pada anak permasalahan-permasalahan psikologis yang terjadi pada anak dapat diatasi dengan baik.

Baca Juga: Target Vaksin Tak Tercapai, Warga Cemas Sambut HUT AS di Tengah Gempuran Varian Delta

Sejumlah siswa menjaga jarak untuk keluar sekolah saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sejumlah siswa menjaga jarak untuk keluar sekolah saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Psikolog klinis, Patria Rahmawaty,S.Psi,M.MPd,Psi yang juga berprofesi sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi dan PNS membenarkan adanya perubahan psikologis anak dalam persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah nantinya.

"Mengingat anak-anak sudah lebih dari setahun melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring, dengan mengandalkan sambungan internet," tutur Rahma, psikolog klinis dari Siloam Hospitals Balikpapan dalam keterangannya.

Menurut Rahma, pada tahap ini anak cenderung bersikap egosentris hingga ada kecenderungan untuk membandingkan dirinya dengan orang lain.

Salah satunya seperti saat ia melihat temannya melakukan sesuatu yang tidak dilakukan maka akan muncul perasaan rendah diri. Oleh karena itu anak diajak untuk peka pada keadan sekitarnya salah satunya saat nanti mulai pemebelajaran tatap muka.

"Anak harus dapat bersikap beradaptasi dengan situasi yang ada saat ini seperti taat prokes, menjaga kesehatan dan tetap fokus utk belajar. Anak diajak untuk dapat bersikap mandiri saat disekolah," kata dia.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Pastikan RS Sudah Penuh untuk Pasien Covid-19; Bersama Waspada Jaga Diri

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics Journal dan dilakukan di Hubei China serta melibatkan 2.330 anak sekolah yang membuktikan bahwa anak-anak usia sekolah yang mengalami karantina proses belajar akibat Covid-19 menunjukkan beberapa tanda-tanda tekanan emosional.

"Karena selama ini biasanya dilayani dirumah, jadi pada saat sekolah maunya dilayani juga, kemudian merasa dirinya lebih dibandingkan anak lain," papar Rahma.

Bahkan, penelitian lanjutan dari observasi tersebut menunjukkan 22,6 persen dari anak-anak yang di observasi mengalami gejala depresi dan 18,9 persen mengalami kecemasan. Hasil survei yang dilakukan oleh pemerintah Jepang juga menunjukkan hasil yang serupa, yaitu 72% anak-anak Jepang merasakan stress akibat Covid-19.

Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat, investigasi yang dilakukan oleh Centre for Disease Control (CDC) menunjukkan 7,1% anak-anak dalam kelompok usia 3 sampai 17 tahun telah didiagnosis dengan kecemasan, dan sekitar 3,2% pada kelompok usia yang sama menderita depresi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI