Suara.com - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat secara signfikan. Beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan mulai kewalahan untuk menangani pasien Covid-19.
Sehingga, sebagian, terutama mereka yang tidak bergejala diminta untuk bisa isolasi mandiri (isoman) di rumah. Tapi, tentu untuk bisa isolasi mandiri butuh panduan yang benar.
Dikutip dari Kawal Covid-19, berikut ini panduan isolasi mandiri yang benar.
Nomor kontak dokter
Baca Juga: Cara WNI Pulang dari Luar Negeri saat PPKM Darurat Jawa-Bali, Mulai Selasa Besok
Saat isolasi mandiri alias isoman, bekali dengan nomor kontak dokter terdekat untuk memudahkan pasien berkonsultasi via WhatsApp, sekaligus memantau kondisinya. Sebisa mungkin ikuti arahan dokter, dan jangan sampai terpengaruh berita hoax ya.
Alat kesehatan
Sediakan termometer untuk cek suhu tubuh minimal dua kali dalam sehari. Setelah itu laporkan hasilnya kepada dokter secara berkala.
Yang kedua sediakan oximeter, yakni alat untuk memantau kadar saturasi oksiden di dalam tubuh. Normalnya, oximeter akan menunjukkan angka di atas 95, dan jika menunjukkan di angka tersebut atau lebih rendah, segera kontak dokter dan pihak rumah sakit.
Terakhir, sediakan alat kesehatan lain yang bisa disesuaikan dengan penyakit komorbid. Misalnya pengukur tensi atau gula darah.
Baca Juga: Pasien Positif dan Pasien COVID 19 Meninggal Dunia di Lampung Bertambah
Jangan takut untuk memberitahu kepada keluarga dan teman
Jika terpapar positif Covid-19, jangan takut untuk memberitahu kepada keluarga dan teman terdekat. Faktanya, pasien butuh bantuan moral dan juga dukungan, juga bantuan berupa makanan dan obat-obatan.
Obat yang harus dikonsumsi selama isolasi mandiri
Saat melakukan isolasi mandiri, ada obat yang harus dikonsumsi bagi pasien positif Covid-19. Salah satunya obat vitamin C dan juga D. Selain itu, konsumsi asupan vitamin yang lainnya, seperti sayuran maupun buah-buahan.