Simak, Aturan Pemberian Vitamin untuk Pasien Covid-19 yang Isoman di Rumah

Jum'at, 02 Juli 2021 | 11:05 WIB
Simak, Aturan Pemberian Vitamin untuk Pasien Covid-19 yang Isoman di Rumah
Vitamin C, salah satu vitamin daya tahan tubuh terbaik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri alias isoman di rumah disarankan mengonsumsi vitamin demi ketahanan tubuh. Simak panduannya berikut ini.

Akibat lonjakan kasus membuat ruang perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit terlampau penuh. Maka sebagian besar pasien terkonfirmasi positif Covid-19 diminta melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

Tapi melakukan isoman di rumah juga tidak boleh sembarangan loh. Termasuk saat mengonsumsi vitamin untuk terapi pendamping lawan Covid-19, tidak boleh berlebihan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Muhammad Hafiz Aini mengatakan maksimal pemberian vitamin C untuk isoman yakni 500 miligram per hari.

Baca Juga: Vitamin untuk Pasien Covid-19 Lengkap Daftar Suplemen

"Kekurangan vitamin saya yakin tidak, karena dosisnya sudah tinggi vitamin C 500 miligram, vit E 200 sampai 400 miligram. Tetapi yang sering, karena panik sering over (kelebihan) vitamin C sampai 10.000 miligram," ujar Hafiz saat Live Instagram RSUI, Kamis (1/7/2021).

Hafiz menjelaskan boleh saja mengonsumsi vitamin dengan dosis tinggi melebihi batasan standar. Seperti misalnya pasien Covid-19 yang kritis atau yang dirawat di ICU dosis vitamin C bisa mencapai 8.000 hingga 10.000 miligram per 8 jam sekali.

Ilustrasi vitamin dan mineral. (Shutterstock)
Ilustrasi vitamin dan mineral. (Shutterstock)

Tapi kata dia, kondisi pasien kritis ini tidak bisa disamakan dengan kondisi pasien yang isoman dan tidak bergejala berat. Sehingga wajib lebih dulu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lewat online atau komunikasi jarak jauh.

"Cuma masalahnya adalah kalau dia isoman harus hati-hati. Ketika dosisnya ingin tinggi, maka harus konsultasi dulu dengan dokter, karena ada batasannya ada mekanisme penggunaannya," terang Hafiz.

Alih-alih vitamin C atau vitamin E, Hafiz menyoroti rerata masyarakat Indonesia mayoritas defisiensi atau kekurangan vitamin D. Ironis, padahal Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang seharusnya vitamin D melimpah, karena sorotan sinar matahari.

Baca Juga: Kamar Pasien Covid-19 di RSUP Kepri Penuh, Butuh Tambahan Tempat Tidur Lagi

"Apalagi yang menggunakan jilbab memang defisiensi vitamin D, dan obat yang paling bagus adalah bukan vitamin D nya tapi sinar mataharinya, itulah kenapa dipromosikan untuk selalu berjemur," terangnya.

Terakhir, meskipun vitamin baik Hafiz tetap saja menyarankan pasien Covid-19 yang isoman menjaga pola makannya teratur dan mengandung gizi seimbang, tidak bergantung pada obat-obatan atau vitamin tablet.

"Jangan sampai jumlah pil yang dimasukan, jumlahnya lebih banyak dibanding nasi yang masuk. Covid-19 tidak ada pantangan, jadi kalau suka makan duren makan aja, asal tidak berlebihan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI