Suara.com - Setiap sistem yang ada di tubuh manusia bisa mengalami gangguan. Tak terkecuali sistem reproduksi. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena kelainan maupun penyakit.
Baik perempuan maupun laki-laki sama berisikonya alami gangguan sistem reproduksi. Dikutip dari Ruang Guru, berikut berbagai gangguan sistem reproduksi yang bisa dialami perempuan dan laki-laki.
Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan.
Ada 5 jenis gangguan pada sistem reproduksi wanita.
Baca Juga: Harus Diwaspadai, Jangan Abaikan 5 Masalah Vagina Ini
1. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada perempuan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Amenore Primer dan Amenore Sekunder. Amenore Primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Sedangkan amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
2. Kanker Serviks
Kanker ini terjadi di mana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya bisa dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limpa panggul.
Baca Juga: Zodiak Kesehatan Hari Ini, Minggu 27 Juni 2021: Aquarius Jaga Kesehatan Reproduksi
Selain kanker serviks, ada juga yang namanya Kanker Ovarium. Gejala kanker ovarium dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
3. Gangguan Endometriosis
Pada penderita Endometriosis, jaringan endometrium terdapat di luar uterus. Jaringan endometrium dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di luar uterus. Gejalanya antara lain nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada masa menstruasi.
4. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Penyebabnya antara lain infeksi, jamur, atau bakteri.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testosteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan penderita penyakit ini dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosteron.
3. Uretritis
Uretritis merupakan peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada alat kelamin pria dan ingin sering buang air kecil. Uretritis disebabkan oleh organisme Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
4. Epididimitis
Yaitu infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi pria. Gangguan ini disebabkan oleh E. coli dan Chlamydia.
Selain seluruh gangguan di atas, ada pula gangguan sistem reproduksi yang bisa menyerang laki-laki maupun perempuan. Yakni, Gonore dan Sifilis. Gonore merupakan infeksi akut pada uretra, serviks, rektum, sendi, tulang yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Sedangkan sifilis, atau disebut juga raja singa, merupakan infeksi organ kelamin luar. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.