Suara.com - Dunia telah bergulat dengan virus corona Covid-19 selama satu setengah tahun terakhir. Parahnya, virus corona muncul dalam berbagai varian baru.
Penyebab kekhawatiran di seluruh dunia adalah varian Delta Plus. Varian yang sangat menular ini juga diyakini tahan terhadap beberapa vaksin dan terapi.
Melansir dari Healthshots, Delta Plus adalah bentuk mutasi dari varian Delta, pertama kali ditemukan di India pada Desember 2020. Sejauh ini, telah terdeteksi di 12 negara bagian dan merenggut hampir 50 nyawa.
Namun selain itu, ada juga varian lain yang berpotensi bahaya, meski tidak sebesar Delta Plus.
Baca Juga: Depok Masuk Daftar Daerah Terapkan PPKM Darurat COVID-19, RT RW Akan Lockdown
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), varian yang menonjol belakagan ini adalah Alpha, Beta dan Delta. CDC menyatakan bahwa B.1.1.7 atau varian Alpha, pertama kali terdeteksi di Inggris pada Desember 2020.
Berikutnya adalah B.1.351 atau varian Beta yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Terakhir yang membuat banyak negara khawatir adalah varian Delta.
Varian Delta atau B.1.617.2 yang pertama kali diidentifikasi di India, diyakini lebih ganas daripada yang lain. Varian ini menyebar lebih cepat daripada varian lainnya yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan.
Delta Plus adalah bentuk varian Delta yang bermutasi dan lebih berbahaya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semakin banyak virus bersirkulasi dalam suatu populasi yang menyebabkan infeksi, maka kemungkinan virus bermutasi meningkat.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Buktikan Ivermectin Ampuh Sembuhkan Karyawannya yang Terpapar Covid-19