Ketua IDAI Ungkap Kondisi yang Tepat Mulai Sekolah Tatap Muka, Seperti Apa?

Rabu, 30 Juni 2021 | 06:35 WIB
Ketua IDAI Ungkap Kondisi yang Tepat Mulai Sekolah Tatap Muka, Seperti Apa?
Sejumlah siswa menjaga jarak untuk keluar sekolah saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan kriteria situasi yang tepat untuk membuka sekolah, menyusul kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang akan dimulai pada Juli 2021.

Ketua IDAI Dr. Aman Bhakti Pulungan menyebutkan sekolah bisa dibuka kembali jika risiko penularan atau positivity rate Covid-19 di bawah angka 10 persen. 

Sedangkan saat ini positivity rate Indonesia pada 22 Juni 2021 masih sebesar 51,62 persen (khusus untuk PCR saja dan tes cepat molekuler).

Seorang guru memberikan materi saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021).  ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Seorang guru memberikan materi saat simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

"Jadi kita persiapkan dari sekarang (anak kembali ke sekolah), positivity rate masih tinggi, kita berusaha semaksimal mungkin tutunkan positivity rate. Idealnya sudah 5 persen, meskipun susah sekali, kalau bisa turun di bawah 10 persen kita sudah mulai bisa (buka sekolah)," ujar Dr. Aman diskusi di IG Live IDAI, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga: Syamsuar Minta Kepala Daerah di Riau Tak Buka Sekolah Tatap Muka

Sekedar informasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan angka positivity rate minimal 5 persen, untuk dikatakan pandemi Covid-19 terkendali di satu wilayah atau negara.

Dr. Aman menambahkan para orangtua perlu dipersiapkan untuk kembali bersekolah, karena jika dibiarkan terus menerus dikhawatirkan terjadinya learning loss atau menurunnya pengetahuan dan keterampilan anak.

Padahal kata Dr. Aman, anak-anak adalah penerus bangsa, sehingga jika tidak mengembalikan anak ke sekolah akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia.

"Tambah lama mereka tidak boleh sekolah, tambah lama juga nanti mereka merusak human capital kita, yang harus disiapkan mereka sesehat mungkin," papar Dr. Aman.

Sehingga ia mengajak semua pihak untuk bekerjasama, dan tidak terus menerus mengharapkan pemerintah. Bersama-sama mengedukasi sesama, agar pandemi Covid-19 bisa terkendali.

Baca Juga: Data IDAI: Setiap Pekan, Dua Anak Indonesia Meninggal Dunia Akibat Covid-19

"Dalam hal mempersiapkan (pembukaan sekolah), butuh kerjasama kita semua, jangan egois sama-sama saling mengingatkan, sebagai orangtua seluruh imunisasi disiapkan dan setelah anak dapat imunisasi untuk Covid-19 nanti di imunisasi, sesegera mungkin," pungkas Dr. Aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI