Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa jika ingin memiliki hubungan yang bahagia, maka tingkatkan kemampuan dalam memiliki kuasa masing-masing. Mungkin ini terdengar seperi membangun hubungan bisnis kan?
Namun perlu diketahui, bahwa sebuah studi dari Journal of Social and Personal Relationships yang disusun oleh Martin Luther University Halle-Wittenberg (MLU) dan University of Bamberg menyatakan bahwa setiap pasangan harus ada dinamika kekuasaan untuk menciptakan kepuasan hubungan.
Kekuasaan adalah tentang mampu mempengaruhi orang dan berhasil menolak upaya orang lain untuk mempengaruhi Anda.
“Bagaimanapun, kekuasaan juga berperan dalam hubungan romantis. Perasaan mampu mengambil keputusan dalam sebuah pernikahan bisa berpengaruh besar pada kualitas hubungan," kata Robert Körner dari Institut Psikologi di MLU.
Baca Juga: Yuk, Coba Belajar Tai Chi! Seni Bela Diri yang Baik untuk Kesehatan Mental
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa jarang ada keseimbangan kekuatan dalam pasangan. Sebagian besar, pria memiliki pengaruh lebih besar pada keputusan daripada wanita. Namun, peran gender tradisional telah berubah.
"Hubungan romantis menjadi lebih setara terutama di masyarakat barat," kata Körner. Bersama dengan Profesor Astrid Schütz, seorang peneliti kepribadian dari Universitas Bamberg.
Pasangan yang paling bahagia adalah pasangan di mana kedua pasangan melaporkan rasa kekuatan pribadi yang tinggi. Artinya pasangan memiliki kekuasaan dinamis di mana terkadang laki-laki yang lebih berkuasa terkadang perempuan. Tapi memiliki intensitas yang tak timpang.
"Tampaknya perasaan subjektif kekuasaan dan perasaan mampu bertindak bebas secara signifikan mempengaruhi kualitas hubungan," kata Körner menyimpulkan. Pada sebagian besar pasangan ini, kedua pihak menyatakan bahwa mereka mampu menegaskan preferensi mereka ketika membuat keputusan yang penting bagi mereka.
Baca Juga: Pasangan Ini Gelar Pernikahan Bertema Titanic, Malah Kena Hujat