Suara.com - Anak bukan hanya akan mengalami pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir, tetapi juga pertumbuhan psikis.
Dokter spesialis kesehatan jiwa dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ mengatakan, penting bagi orangtua memahami gaya perilaku anak dan caranya dalam merespon sesuatu, tergantung dari karakter yang dimilikinya.
Menurut dokter Anggia, orangtua harus memahami karakter setiap anaknya satu per satu. Karena meski saudara kandung, tetapi setiap anak bisa memiliki karakter masing-masing.
"Ada 3 tipe karakter pada anak dalam merespon sesuatu. Peratama easy child. Tipe ini anak-anak punya mood yang baik, akan dengan cepat beradaptasi dengan suasana baru ataupun pengalaman baru," kata dokter Anggia dalam webinar RS Pondok Indah, Selasa (29/6/2021).
Baca Juga: Vaksinasi untuk Anak-anak, KPAI Apresiasi Langkah Pemerintah
Anak dengan karakter easy child terlihat bisa cepat akrab dengan sendirinya terhadap lingkungan atau suasana baru.
Namun dokter Anggia mengingatkan agar orangtua tetap harus terlibat dan menunjukkan minat terhadap segala hal yang dilakukan oleh anak.
Jangan sampai orangtua jutru terlalu cuek karena menanggap anak selalu bisa melakukan apa pun sendiri.
"Kenalkan rambu-rambu mana yang boleh dan mana yang tidak, terutama ketika bertemu dengan orang asing baik langsung maupun online," jelasnya.
Tipe kedua karakter slow to warm up child. Anak biasanya lebih banyak membutuhkan beradaptasi daripada anak easy child.
Baca Juga: Risiko Kematian Intai Anak yang Terpapar COVID-19
Dokter Anggia mengatakan, anak dengan karakter ini membutuhkan lebih banyak dorongan untuk bisa beradaptasi.
"Karena biasanya mereka akan lebih sering menarik diri. Biasanya anak tipe seperti ini anak pemalu. Orangtua juga harus bisa beradaptasi dengan jauhi dari sikap over protektif artinya jangan terlalu banyak alarm. Melarang untuk hal yang prinsipil saja," sarannya.
Menurutnya, terlalu sering melarang anak justru akan semakin tinggi rasa ketakutan anak. Jangan juga memberi label tertentu kepada anak karena bisa terekam oleh otaknya dan membenarkan label tersebut.
"Jangan label mereka dengan kata-kata negatif. Seperti 'masa gitu aja malu', 'masa gitu aja nangis'. Karena kalau mulai dengan kalimat tersebut, anak akan merasa dirinya memang penakut, pemalu," ucapnya.
Karakter ketiga difficult child, yakni selalu kesulitan untuk beradaptasi dan bingung terhadap perubahan.
Sehingga suasana hatinya jadi mudah rewel bahkan berontak. Orangtua tentu butuh ekstra bersabar dalam memahami karakter anak tersebut.
"Paling penting juga harus memiliki aturan dan jelas. Ketika membuat aturan, orangtua harus konsisten, baik ayah dan ibu bekerja sama untuk konsisten supaya tidak ada celah."
"Kemudian buat harapan yang realistis jangan terlalu banyak perkataan yang mengancam. Karena kalau terlalu banyak anak-anak akan menganggap ancaman itu hal yang biasa," pungkasnya.