Ahli Sebut Tak Perlu Karantina Terlalu Lama Saat Terinfeksi Virus Corona Varian Delta

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 29 Juni 2021 | 12:05 WIB
Ahli Sebut Tak Perlu Karantina Terlalu Lama Saat Terinfeksi Virus Corona Varian Delta
Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona varian delta menjadi perhatian banyak negara. Ini karena varian delta disebut memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi.

Namun, seperti dikutip dari ANTARA, masa inkubasi Covid-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian sebelumnya. Sehingga tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lebih lama

Meski demikian, Epidemiologi terkemuka di China Prof Zhong Nanshan, menyarankan untuk lebih sering melakukan tes. Dalam opininya yang dimuat sejumlah media di China, Senin (28/6), Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi "kontak dekat" antara Covid-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Jika varian sebelumnya, "kontak dekat" merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.

Baca Juga: Innalillahi, Kapolsek Klojen Kota Malang Meninggal Terpapar Covid-19

"Namun 'kontak dekat' dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit," ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari itu.

Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab tidak memerlukan waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.

"Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.

Pendapat Zhong tersebut berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China yang menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional.

Baca Juga: Hari Keluarga Nasional: Ini Penting Punya Waktu Berkualitas Bersama Keluarga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI