Mengenal Kista Ovarium, Benarkah Tidak Selalu Bahaya?

Selasa, 29 Juni 2021 | 11:01 WIB
Mengenal Kista Ovarium, Benarkah Tidak Selalu Bahaya?
Dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk dari Eka Hospital. (Dok: Eka Hospital)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut Dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk dari Eka Hospital, kista ovarium merupakan kumpulan cairan yang terdapat dalam kantung di organ indung telur dan merupakan yang paling umum terjadi pada organ reproduksi wanita. Kista ovarium dapat muncul akibat perubahan hormonal dalam siklus haid yang disebut kista fungsional, dan umumnya dapat hilang secara sendirinya, menyesuaikan dengan siklus menstruasi.

Meski kista ovarium tidak selalu berbahaya, namun pada beberapa kasus, kista ovarium tidak kunjung hilang setelah dilakukan observasi. Bisa jadi, ini adalah kista abnormal yang butuh pemeriksaan lebih khusus dan spesifik.

Mengenal Jenis Kista Abnormal
Menurut dr. Yusuf, ada dua jenis kista abnormal, yaitu kista abnormal jinak dan kista abnormal ganas atau biasa disebut kanker.

“Kista abnormal jinak bisa tidak menimbulkan keluhan. Tapi bisa juga menimbulkan keluhan nyeri haid berat atau sulit memiliki keturunan, maka biasanya diperlukan tindakan operasi selain pemberian obat-obatan hormonal untuk perkembangan kista,” ujarnya.

Baca Juga: 4 Mitos Kista Ovarium, Kondisi yang Dialami Aurel Hermansyah

Sedangkan kista abnormal ganas (kanker) adalah pertumbuhan jaringan yang tidak terkendali, yang berpotensi invasi, merusak dan menyebar ke organ lain.

“Jenis kista ini dapat mengancam jiwa, dan harus sesegera mungkin dilakukan prosedur tindakan medis yang sesuai, biasanya tergantung stadium. Semakin dini stadiumnya, angka kesembuhan semakin baik,” jelas dr. Yusuf.

Berdasarkan penyebabnya, kista ovarium bisa dibagi menjadi dua jenis. Pertama adalah kista ovarium fungsional yang terbentuk saat ovarium melepaskan sel telur untuk dibuahi. Jenis kista ini paling umum dialami wanita dan tidak berbahaya.

Sedangkan kista non-fungsional adalah kista yang tidak berkaitan dengan fungsi normal siklus haid wanita, seperti kista dermoid, yang disebabkan perkembangan abnormal dari sel-sel embrionik sehinggal ditemukan jaringan rambut, kulit dan gigi di dalam kista. 

Lalu ada kista denoma, yang berkembang di permukaan ovarium dan mungkin berisi cairan atau lendir.  Kista cokelat adalah kondisi ketika sel-sel yang melapisi dinding dalam rahim tumbuh di luar rahim, biasanya di ovarium. Pada saat menstruasi, sel ini membentuk kista berisi darah dengan jaringan endometrioma yang berwarna merah kecoklatan.

Baca Juga: Eka Hospital Hadirkan Pemeriksaan Pasca Pasang Ring Jantung

Terakhir adalah sindrom ovarium polikistik, dimana terdapat banyak kista kecil yang disebabkan dari berbagai macam masalah hormonal yang plaing sering menyebabkan kemandulan bagi wanita.

dr. Yusuf menegaskan bahwa kista ovarium bisa menimbulkan komplikasi seperti torsi ovarium, dimana kista membesar menyebabkan ovarium bergerak memutar dan menimbulkan rasa nyeri pengidapnya.

“Tidak hanya itu, kista lambat laun bisa pecah dan itu akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat serta perdarahan internal,” ujar dr.  Yusuf.

Pengobatan pada Pengidap Kista Ovarium
Umumnya, dokter akan melakukan sesi wawancara dan pemeriksaan fisik seperti USG pelvik untuk menentukan lokasi, ukuran dan isi kista, serta melakukan laparoskopi hingga tes darah apabila dokter mencurigai adanya kanker ovarium.

Lalu apa yang perlu dilakukan untuk mengobati kista ovarium?

dr Yusuf mengemukakan ada 3 pilihan pengobatan yang dapat dilakukan, yang semuanya akan disesuaikan dengan usia pengidap, tipe dan ukuran dari kista, serta gejala yang ditimbulkan.

“Pastinya saya akan melakukan observasi, saya juga melihat apa diperlukan obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal. Terakhir adalah melalui tindakan operasi. Itu juga terbagi dua. Operasi tanpa pengangkatan ovarium atau bila memang bersifat ganas, bisa diangkat ovariumnya saja, atau ovarium, rahin beserta tuba falopi. Semua itu kembali lagi tergantung tingkat keparahannya,” jelasnya.

Ada beberapa cara agar perempuan terhindar dari kanker organ reproduksi, yaitu menerapkan pola hidup sehat, seperti hindari pemakaian narkoba dengan jarum suntik, serta pola kehidupan seksual berisiko yang meningkatkan penyakit dan kanker organ reproduksi. Rutin melakukan pap smear dan HPV DNA test setiap 3 tahun sekali, rutin memeriksakan diri ke dokter yang berkompeten meski tidak ada keluhan minimal 1 tahun sekali, memerhatikan pola siklus haid apa ada perubahan pola siklus haid, perdarahan di luar siklus haid bahkan keluarnya cairan abnormal yang menjadi tanda kanker dari rahim.

Perhatikan bentuk/ kontur badan terutama daerah sekitar perut, benjolan abnormal pada perut yang membesar harus diwaspadai sebagai salah satu gejala kanker ovarium.

Jika Anda terdeteksi memiliki tumor atau kanker, cari informasi sebanyak mungkin agar pengobatan dapat dilakukan pada sumber yang kompeten dan dapat dipercaya. Pengobatan alternatif yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya hanya akan membuang waktu, biaya dan dapat membuat kondisi lebih parah sehubungan dengan kemampuan sel kanker yang progresif invasi atau menyebar ke organ lain.

Meski kista ovarium tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendirinya. Anda perlu berhati-hati jika kista ovarium memiliki ukuran besar karena dapat menyebabkan nyeri perut bawah atau panggul (pelvik) yang dapat menyebar ke punggung bawah belakang, rasa penuh atau berat, konstipasi, rasa kembung mulas, nyeri saat berhubungan intim, mual bahkan muntah. Apabila Anda mengalami gejala seperti itu segera kunjungi dokter agar mendapatkan pertolongan dengan segera.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI