Hasil Riset Ungkap Hampir 40 Persen Pasien Covid-19 Masih Alami Gejala hingga 12 Minggu

Senin, 28 Juni 2021 | 14:06 WIB
Hasil Riset Ungkap Hampir 40 Persen Pasien Covid-19 Masih Alami Gejala hingga 12 Minggu
Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir 40 persen orang dengan Covid-19 terus mengalami gejala selama 12 minggu atau lebih. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang dari Imperial College London.

Melansir dari Independent, para peneliti mengatakan prevalensi gejala jangka panjang lebih tinggi pada perempuan daripada pria. Risiko ini juga akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Sebagai bagian dari studi Imperial's React-2, penelitian ini merekrut 508.707 orang di Inggris yang ditanya apakah mereka memiliki Covid-19. Relawan juga menjawab pertanyaan tentang durasi 29 gejala berbeda yang terkait dengan pengalaman mereka terhadap Covid-19.

Hasilnya ditemukan bahwa 76.155 orang memiliki gejala Covid-19 antara awal pandemi hingga Februari 2021. Dari jumlah tersebut, 28.713 atau 37,7 persen  mengalami setidaknya satu gejala selama 12 minggu atau lebih. Sekitar 11.241 peserta penelitian atau 14,8 persen memiliki setidaknya tiga gejala selama periode yang sama.

Baca Juga: Anak yang Terpapar Covid-19 di Kota Solo Terus Bertambah, Satgas: Tertular dari Keluarga

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Gejala yang muncul adalah kelelahan, nyeri otot, kelelahan, sulit tidur dan nyeri dada. Meksipun bergitu kebanyakan orang dengan Covid-19 mengalami penurunan gejala di pekan keempat. 

“Bagi sebagian orang, saya membayangkan minoritas kecil, gejala kemungkinan akan berubah menjadi sesuatu yang bisa bertahan selama bertahun-tahun,” ujar Helen Ward, seorang profesor kesehatan masyarakat di Imperial College London. 

“Pasti ada orang yang mengalami kerusakan organ. Mereka akan terus memiliki konsekuensi dari itu misalnya, fibrosis paru-paru,” pungkas Profesor Paul Elliott, direktur program React.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI