Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) angkat bicara terkait surat rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang membolehkan vaksin Sinovac buatan Bio Farma diberikan pada anak usia 12-17 tahun.
Ketua IDAI Prof dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA, mengatakan, IDAI sejatinya terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
"Kalau ditanya IDAI terlibat, iya IDAI terlibat. IDAI terlibat dan IDAI ikut rapatnya. Kami sangat mendukung imunisasi pada anak," katanya, dalam konferensi pers virtual Tim Mitigasi IDI kemarin, Minggu (27/6/2021).
Prof Aman mengatakan dalam waktu dekat, BPOM akan mengeluarkan emergency use of authorization atau EUA vaksin Sinovac Bio Farma untuk diberikan kepada anak usia 12-17 tahun.
Baca Juga: Siap-siap! Warga DKI Umur 12-17 Tahun Bakal Disuntik Vaksin Covid-19
"Jadi memang kami hari Sabtu dari IDAI diajak untuk rapat dan insya Allah itu saya rasa emergency use authorization itu keluar dari Badan POM," paparnya lagi.
Ia mengatakan vaksinasi penting untuk mencegah kematian Covid-19 pada anak, yang angkanya mencapai 1,2 persen. Dengan kata lain, 1 dari 83 kematian akibat Covid-19 terjadi pada anak-anak.
“Angka ini bervariasi tiap minggu, tergantung jumlah kasus dan jumlah testing. Ini artinya, 1 dari 83 kematian akibat Covid-19 di Indonesia adalah anak,” katanya lagi.
Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6% (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%). Namun, berdasarkan persentase angka kematian, yang tertinggi justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%).
Baca Juga: Catat! Tiga Hal yang Penting Diketahui Sebelum Lakukan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua