Suara.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, baru-baru ini mengatakan bahwa delta telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara.
"Varian delta ini menyebar dengan cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi".
“Ketika beberapa negara melonggarkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial, kami mulai melihat peningkatan penularan di seluruh dunia”, katanya.
Lonjakan kasus berarti lebih banyak rawat inap. Kondisi ini terus membebani petugas kesehatan dan sistem kesehatan sambil menempatkan lebih banyak risiko kematian, menurut kepala WHO.
Tedros sendiri mengatakan bahwa memang sudah karakter dari virus untuk terus bermutasi dan memunculkan varian baru.
![Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus [Foto: Antara]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/06/18/85212-direktur-jenderal-organisasi-kesehatan-dunia-who-tedros-adhanom-ghebreyesus.jpg)
“Cukup sederhana: lebih banyak transmisi, lebih banyak varian. Lebih sedikit penularan, lebih sedikit varian”, kata Tedros.
Ia menegaskan bahwa saat ini lebih mendesak untuk mencegah penularan dengan secara konsisten menggunakan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial bersama dengan vaksin.
“Itulah sebabnya WHO telah mengatakan setidaknya selama satu tahun bahwa vaksin harus didistribusikan secara merata, untuk melindungi petugas kesehatan dan yang paling rentan”, katanya.
Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan, "situasi dunia sangat rapuh" dan "negara harus berhati-hati".
Baca Juga: Tanjungpinang Zona Merah Covid-19, Sekolah Tatap Muka Kembali Ditunda
Memperhatikan bahwa Delta telah terbukti "sangat menular di negara mana pun yang dijangkau", dia memperingatkan bahwa itu ditularkan di antara orang-orang yang tidak divaksinasi, "bahkan di negara-negara dengan persentase imunisasi yang tinggi".