Sering Dialami Pendaki, Kenali Paradoxical Undressing yang Bikin Tak Sadar Buka Baju

Minggu, 27 Juni 2021 | 22:07 WIB
Sering Dialami Pendaki, Kenali Paradoxical Undressing yang Bikin Tak Sadar Buka Baju
Ilustrasi perempuan mendaki atau naik gunung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendaki gunung memang menyehatkan. Namun, suhu di pegunungan yang kadang dinginnya terlalu ekstrem bisa berefek pada kesehatan. 

Mungkin Anda pernah mendengar beberapa pendaki yang meninggal dengan telanjang dada karena kedinginan. Kok, bisa kedinginan malah buka baju? 

Menurut Live Science, hipotermia  bisa menimbulkan kondisi ini. Ketika hipotermia terjadi, seseorang akan mulai menggigil, dan kebanyakan orang memiliki masalah gerakan, seperti tersandung, melambat dan koordinasi yang buruk.

Orang yang terkena hipotermia juga akan tampak linglung, disorientasi atau bingung, dan mungkin berbicara tidak jelas atau bertindak seolah-olah mereka berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol.

Baca Juga: Pacar Ngebet Minta Ikut Mendaki Gunung, Pria Ini Rela Gendong 2 Ransel Carrier

Jika hipotermia menjadi parah, pernapasan dan detak jantung dapat melambat ke tingkat yang berbahaya di mana membuat orang dapat kehilangan kesadaran dan akhirnya dapat meninggal.

Namun sebelum kehilangan kesadaran, orang yang menderita hipotermia diketahui menunjukkan beberapa perilaku aneh yang sebenarnya bisa menjadi bantuan terakhir untuk bertahan hidup. 

Mendaki Pulau Padar. (Suara.com/Lilis Varwati)
Mendaki Pulau Padar. (Suara.com/Lilis Varwati)

Salah satu tanda aneh lain adalah paradoxical undressing. Istilah ini menggambarkan perilaku di antara banyak korban hipotermia ekstrim yang melepaskan sebagian besar atau seluruh pakaian mereka untuk meningkatkan kehilangan panas. 

Menurut para peneliti, menghentikan hilangnya panas dari ekstremitas tubuh menginduksi vasokonstriksi, kontraksi refleksif pembuluh darah. Sayangnya ini membuang waktu, otot-otot yang diperlukan untuk menginduksi vasokonstriksi menjadi lelah dan gagal, menyebabkan darah hangat mengalir dari inti ke ekstremitas.

Kondisi ini menghasilkan semacam "hot flash" yang membuat korban hipotermia parah di mana sudah linglung dan kehilangan arah merasa seolah-olah terbakar sehingga malah melepas pakaian mereka.

Baca Juga: Kurang dari 26 Jam, Tsang Yin-hung Jadi Manusia Tercepat Mendaki Gunung Everest

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI