WHO: Lansia Mungkin Butuh Divaksin Covid-19 Tiap Tahun, Kenapa?

Minggu, 27 Juni 2021 | 16:20 WIB
WHO: Lansia Mungkin Butuh Divaksin Covid-19 Tiap Tahun, Kenapa?
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa orang yang paling rentan terhadap Covid-19, seperti lansia memerlukan vaksin tahunan agar terlindung dari Covid-19 varian baru. Hal ini dinyatakan dalam laporan dewan Gavi, aliansi vaksin yang ikut memimpin program vaksin Covid-19 WHO, COVAX.

Melansir dari Healthshots, pembuat vaksin Moderna Inc dan Pfizer Inc, dengan mitra Jermannya BioNTech, secara vokal berpandangan bahwa dunia akan segera membutuhkan vaksin untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi.  Tetapi bukti untuk ini masih belum jelas.

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa WHO menganggap vaksinasi tahunan untuk individu berisiko tinggi diperlukan. sementara untuk masyarakat umum, vaksin diperlukan dua tahun sekali.

Dokumen tersebut yang tertanggal 8 Juni  tersebut masih dalam proses. Dokumen WHO juga memprediksi berdasarkan kasus dasar bahwa 12 miliar dosis vaksin Covid-19 akan diproduksi secara global tahun depan.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Menumpuk dan Antre di IGD, RSDP Serang Tambah Ruang Pasien Covid-19

Menurut dewan Gavi, skenario tersebut akan digunakan untuk menentukan strategi vaksinasi global WHO dan memperkiraan peran vaksin serta durasi perlidungan vaksin.

ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)
ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)

Sejauh ini sekitar 2,5 miliar dosis telah diberikan di seluruh dunia, sebagian besar di negara-negara kaya di mana lebih dari setengah populasi telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Sedangkan di banyak negara miskin, kurang dari 1 persen penduduk mereka telah divaksinasi. Kesenjangan ini dapat melebar tahun depan di bawah perkiraan paling pesimistis WHO karena kebutuhan akan pendorong vaksinasi tahunan. 

Dalam skenario terburuknya, badan PBB mengatakan produksi akan menjadi 6 miliar dosis tahun depan karena peraturan ketat untuk suntikan baru dan masalah manufaktur yang sudah ada.

Baca Juga: Menengok Dapur Umum untuk Warga Jalani Isoman, Pernah Terima Sumbangan Lele Satu Kolam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI