Suara.com - Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat keputusan untuk mengganti nama varian virus corona Covid-19 menggunakan alfabet Yunani.
Bulan Juni 2021, WHO pun menemukan varian baru virus corona di Amerika Selatan yang disebut varian Lambda dan menetapkannya sebagian varian yang menarik atau variant of interest (VOI).
Menurut data Public Health England (PHE), Inggris telah menemukan 6 kasus virus corona varian Lambda pada 25 Juni 2021. Keenam kasus virus corona varian Lambda ini diperkirakan terkait dengan perjalanan ke luar negeri.
Kini, PHE telah menetapkan virus corona varian Lambda (C.37) sebagai varian dalam penyelidikan (VUI) untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan penularannya.
Sebelumnya, virus corona varian Lambda ini telah terdeteksi di Amerika Serikat, termasuk Chili, Perut, Ekuador dan Argentina. Para ahli berpikir bahwa varian Lambda ini memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan.

Mutasi ini bisa berdampak pada transmisibilitas varian. Tapi dilansir dari Express, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mutasi tersebut.
PHE melakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak tentang virus corona varian Lambda tersebut. Bahkan, mereka juga akan melakukan pelacakan kontak tambahan demi menjaga kesehatan masyarakat.
"PHE sedang melakukan pengujian laboratorium untuk lebih memahami dampak mutasi pada perilaku virus corona varian baru ini," kata PHE.
Gejala Virus Corona Varian Lambda
Baca Juga: Temuan Baru, WHO Sebut Virus Corona Varian Lambda Punya Banyak Mutasi
PHE mengatakan hasil pengujian yang sedang berlangsung sekarang ini belum ada bukti varian Lambda bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah dan membuat vaksin Covid-19 kurang efektif.