Cek Kemanjuran Vaksin Covid-19, Peneliti Kembangkan Cara Ini

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 26 Juni 2021 | 05:48 WIB
Cek Kemanjuran Vaksin Covid-19, Peneliti Kembangkan Cara Ini
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya untuk bisa segera menghentikan pandemi masih tersu dilakukan berbagai pihak. Selain masih mengembangkan vaksin, kini para peneliti di Universitas Oxford juga tengah mengerjakan sebuah metode untuk memprediksi kemanjuran vaksin Covid-19.

Metode ini berdasarkan tes darah, yang berpotensi membuka jalan pintas uji klinis besar-besaran yang semakin sulit dilakukan. Demikian seperti dilansir dari ANTARA. 

Para peneliti melihat konsentrasi berbagai antibodi penangkal virus dalam darah partisipan uji coba setelah mereka menerima vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang kini dikenal sebagai Vaxzevria.

Peneliti berharap bahwa alat itu akan memprediksi seberapa kuat vaksin lainnya, berdasarkan pembacaan darah itu, setelah melihat partisipan mana yang kemudian mengalami gejala COVID-19.

Petugas kesehatan bersiap menyuntikan vaksin di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021).  [Suara.com/Dian Latifah]
Petugas kesehatan bersiap menyuntikan vaksin di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

"Data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemanjuran vaksin baru di mana uji coba kemanjuran yang lebih besar tidak dapat dilakukan," katanya dalam dokumen mereka, yang diunggah pada Kamis dan diajukan untuk tinjauan sejawat untuk publikasi selanjutnya dalam jurnal ilmiah.

Baca Juga: Pekanbaru Gelar Vaksinasi Covid-19 Gratis di Tiga Lokasi, Ini Syaratnya

Para peneliti Oxford mengatakan masih butuh banyak penelitian untuk memvalidasi model mereka untuk banyak varian Covid-19 lebih menular yang mengkhawatirkan.

"Ada kebutuhan yang mendesak untuk menambah pasokan vaksin dunia, namun pengembangan dan persetujuan vaksin baru membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kami berharap bahwa pemanfaatan korelasi antara produsen dan regulator dapat mempercepat proses tersebut," kata Andrew Pollard, Direktur Grup Vaksin Oxford sekaligus investigator utama dalam Uji Coba Vaksin Oxford.

Para peneliti dan regulator di seluruh dunia sedang mengupayakan tolok ukur semacam itu, yang dikenal sebagai korelasi perlindungan atau titik akhir pengganti - yang memungkinkan penundaan dalam perlombaan pengembangan vaksin memberikan bukti kemanjuran tanpa harus melakukan uji coba dengan puluhan ribu partisipan.

Uji coba massal itu sejauh ini bergantung pada partisipan untuk tertular penyakit tersebut dalam kehidupan normal mereka guna memberi hasil kemanjuran vaksin. Hal itu menjadi sebuah tantangan yang lebih besar di mana cakupan vaksinasi sudah tinggi dan virusnya tidak menyebar luas.

Uji klinis tradisional juga mengharuskan banyak partisipan mendapatkan plasebo sebagai perbandingan terhadap mereka yang menerima vaksin eksperimental, sehingga memunculkan dilema etis di mana vaksin yang disetujui tersedia.

Baca Juga: Denda Menolak Vaksin, dari Tidak Dapat Bansos sampai Denda Jutaan Rupiah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI