Suara.com - Kesimpangsiuran mengenai informasi sekolah dibuka dan Pembelajaran Tatap Muka di Juli 2021 ini membuat bingung semua pihak. Bahkan, saat ini ada kecenderungan publik tidak mendukung rencana Pembelajaran Tatap Muka di Juli 2021 karena meningkatnya kasus positif di Indonesia yang semakin parah tiap harinya.
“Dari hasil survei yang KedaiKOPI lakukan, sebanyak 59 persen tidak mendukung rencana ini, dan hanya 41 persen yang mendukung rencana ini” Kunto Adi Wibowo, Ph.D., Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, dalam sebuah webinar baru-baru ini.
Menanggapi hal itu, dr. Daeng M Faqih, Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan bahwa secara prinisp masih belum merekomendasikan sekolah untuk dibuka.
"Secara prinsip kita ingin tidak mendorong aktivitas berisiko pada anak-anak," kata Daeng.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah IDI Mengirim Pesan Berantai Covid-19 Hanya Sandiwara?
Ia melanjutkan, bahwa jika sekolah akan dibuka, ada sejumlah syarat yang mesti dpenuhi sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.
"Sekolah tatap muka dibolehkan kalau tenaga pendidik sudah divaksin, itu kami setuju itu. Kemudian yang kami usulkan peserta didik juga divaksin," kata Daeng.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga telah mendorong pemerintah untuk mengizinkan vaksinasi Covid-19 untuk anak.
"Kemudian, protokol kesehatan perilaku harus kita pastikan di sekolah, oleh karena itu, anak didik usia berapa yang paham dan bisa berkomitmen perilaku kesehatan," ujar Daeng.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa harus ada komitmen dari penyelenggara sekolah untuk mengkondisikan lingkungan sekolah tetap steril.
Baca Juga: Malam Sebelum Ketua IDI Tangsel Gugur, Wali Kota Sempat WA-an, Begini Isi Chatnya