Suka Keterusan Scrolling Media Sosial? Ini yang Terjadi di Otak

Kamis, 24 Juni 2021 | 15:21 WIB
Suka Keterusan Scrolling Media Sosial? Ini yang Terjadi di Otak
Ilustrasi begadang main media sosial. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membuaka media sosial mulai dari Instagram, TikTok, Twitter dan aplikasi lain memang bikin keterusan. Padahal kebanyakan scrolling media sosial bisa memengaruhi kesehatan mental Anda. 

Melansir dari Bustle,  Bloomberg melaporkan pada Maret 2020 bahwa baik Twitter dan Facebook mengalami lonjakan penggunaan besar sejak pandemi dimulai, Facebook sendiri melaporkan kenaikan 70 persen pada platform WhatsApp dan Instagram.  Hampir setengah dari pengguna platform-platform tersebut adalah orang berusia 24 hingga 39 tahun yang menanggapi survei pada April 2020. 

Pada tingkat dasar, media sosial mengaktifkan beberapa area otak sekaligus. Dokter Clifford Segil, D.O., seorang ahli saraf di Pusat Kesehatan Providence Saint John mengatakan bahwa media sosial cenderung menerangi area pemrosesan visual otak saat Anda menafsirkan apa yang Anda lihat dan jalur pendengaran untuk memilah suara atau musik. 

"Ini mengaktifkan daerah otak yang serupa dengan yang digunakan saat memfokuskan perhatian Anda pada aktivitas kognitif seperti membaca atau bermain video game," kata Segil.

Baca Juga: Baru Kenal di Aplikasi Langsung Ngajak Nikah, 'Ku Ingin yang Soleha Malah Dapat Solihun'

"Itulah sebabnya Anda bisa berakhir scrolling selama berjam-jam," imbuhnya

Ilustrasi bermain media sosial (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi bermain media sosial (Pexels/Andrea Piacquadio)

Berada di media sosial dalam waktu lama juga dapat memengaruhi cara otak Anda mengatur emosi. 

"Banyak orang (mengalami) kesedihan, kecemasan, kesedihan, frustrasi, dan kebosanan selama karantina atau upaya jarak sosial mereka," kata Dr Sanam Hafeez Psy.D., seorang neuropsikolog kepada Bustle

Namun di sisi lain, media sosial juga dapat membantu otak Anda melewati berbagai kesedihan dan kecemasan. Saat Anda terlibat dengan postingan yang membuat Anda merasa baik, terutama jika Anda terlibat dengan seseorang yang Anda kenal secara langsung, otak mungkin bereaksi dengan memberi dorongan ke arah positif.
 
"Kegembiraan bertepatan dengan pelepasan dopamin dan serotonin dalam tubuh," kata Hafeez. Neurotransmitter ini terkait dengan peningkatan suasana hati.

Namun, ada kerugian akibat scrolling di media sosial. Segil mengatakan bahwa media sosial cenderung memicu sistem limbik yang berhubungan dengan respons emosional baik atau buruk. Media sosial mungkin memberikan lebih banyak pukulan emosional ketika Anda tidak melihat orang-orang dalam dunia nyata.  

Baca Juga: Bayi Tertular Gonore, Istri Kaget Ternyata Saat Hamil Besar Suami Selingkuh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI