Tiga Fakta Virus Corona Varian Delta Plus, Diwaspadai jadi Picu Gelombang Ketiga di India

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 23 Juni 2021 | 18:50 WIB
Tiga Fakta Virus Corona Varian Delta Plus, Diwaspadai jadi Picu Gelombang Ketiga di India
Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus coronaa varian delta jadi cukup memprihatinkan dengan mutasinya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menamai mutasi itu dengan strain B.1.617.2.

Virus corona varian delta disebut menjadi pemicu gelombang kedua di India. Kabar buruknya, varian ini bermutasi lebih lanjut untuk membentuk varian 'Delta plus' atau 'AY.1'.

Dilansir dari Indiatvnews, sejauh ini, kasus varian Delta Plus telah dilaporkan di empat negara bagian: Maharashtra, Madhya Pradesh, Kerala dan Karnataka. Bahkan varian delta plus kini diwaspadai jadi pemicu gelombang ketiga di India.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Data awal menunjukkan bahwa varian Delta plus menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap pengobatan koktail antibodi monoklonal. Perawatan untuk Covid-19 ini baru-baru ini disahkan oleh Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO).

Baca Juga: PN Jaksel Tetap Gelarkan Sidang Kasus Pidana-Perdata Meski 6 Pegawai Positif Covid

Untuk itu, berikut ini adalah fakta yang diketetahui sejauh ini tentang varian delta plus

Pertama kali ditemukan di Eropa.

Varian Delta Plus pertama terlihat di Eropa pada Maret tahun ini. Varian itu dibawa ke domain publik pada 13 Juni. Menurut para ilmuwan, varian Delta (B.1.617.2) telah bermutasi lebih lanjut untuk membentuk varian Delta Plus.

Di India, kasus pertama varian Delta plus dilaporkan pada seorang wanita berusia 65 tahun dari Bhopal, yang telah pulih dari COVID-19 di bawah isolasi rumah dan juga diberikan dua dosis vaksin. Sampelnya dikumpulkan pada 23 Mei dan laporan dari National Central for Disease Control (NCDC) pada 16 Juni menyatakan dia dites positif untuk varian tersebut.

Sangat menular

Baca Juga: 9 Lokasi Vaksinasi COVID-19 di Jakarta, Gratis dan Syaratnya Cuma KTP

Berdasarkan laporan, Delta Plus dianggap sangat menular. Varian Delta plus menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap perawatan koktail antibodi monoklonal.

Pakar kesehatan, telah memperingatkan bahwa Delta Plus, dapat melepaskan gelombang ketiga dalam beberapa bulan mendatang, karena mungkin dapat menghindari sistem kekebalan tubuh.

Resistensi pada antibodi monoklonal

Penularan varian baru merupakan faktor penting. Ahli imunologi Vineeta Bal mengatakan resistensi varian Delta plus terhadap koktail antibodi monoklonal bukanlah indikasi virulensi atau tingkat keparahan yang lebih tinggi. Bal adalah staf pengajar tamu di Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India Pune.

"Seberapa menular varian baru ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan penyebarannya yang cepat atau sebaliknya," kata Vineeta Bal kepada PTI. Dia menambahkan, "Jadi, pada individu yang terinfeksi dengan varian baru, itu mungkin bukan masalah yang perlu dikhawatirkan."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI