Suara.com - Stres berat bukan hanya pengaruhi kesehatan mental namun juga fisik. Dalam hal ini, penelitian baru menunjukkan bahwa stres kronis bisa meningkatkan risiko penyakit kognitif, alzheimer.
Melansir dari Medical Xpress, stres psikososial kronis yang melibatkan jalur yang disebut sumbu hipotalamus hipofisis-adrenal (sumbu HPA) mungkin berkontribusi pada pengembangan penyakit Alzheimer.
Tinjauan baru ini telah diterbitkan dalam ulasan biologis yang menggambarkan bagaimana faktor lingkungan dan genetik dapat memengaruhi sumbu HPA individu, dan pada akhirnya risiko penyakit Alzheimer.
Tinjauan ini juga mengusulkan mekanisme dimana faktor genetik yang mempengaruhi sumbu HPA juga dapat mempengaruhi peradangan, penyebab utama neurodegeneratif.
Baca Juga: 5 Tempat Lepas Stres Berat di Jakarta, Ada Surga Tersembunyi di Selatan
"Apa yang kita ketahui adalah bahwa tekanan kronis memengaruhi banyak jalur biologis di dalam tubuh kita. Ada intrat intrat antara paparan tekanan kronis dan jalur yang mempengaruhi reaksi tubuh terhadap stres seperti itu," kata penulis senior David Groth, Ph.D., dari Universitas Curtin, di Australia.
"Variasi genetik dalam jalur ini dapat memengaruhi cara sistem kekebalan otak yang berperilaku mengarah pada respons disfungsional. Di otak, ini mengarah pada gangguan kronis dari proses otak normal, meningkatkan risiko neurodegenerasi berikutnya dan pada akhirnya demensia," imbuhnya.
Perlu dicatat bahwa perubahan gaya hidup bisa menunda perkembangan penyakit alzheimer. Perubahan gaya hidup yang dilakukan sejak awal diagnosis Penyakit Alzheimer bisa memperlambat perkembangannya.
Beberapa perubahan gaya hidup yang perlu Anda terapkan adalah olahraga, pola makan berbasis nabati, aktivitas yang melibatkan mental, tidur cukup, dan selalu terlibat dengan dunia sosial.
Baca Juga: Studi: Depresi selama Pandemi Cenderung Disebabkan oleh Masalah Tidur