Suara.com - Risiko penyakit hati yang jarang dialami peminum kopi menjadi berita kesehatan menarik paling banyak dibaca hari ini, Selasa (22/6/2021).
Ada juga pembahasan tentang manfaat inhaler asma untuk pasien Covid-19 serta tanda penyakit jantung pada jari tangan.
Simak rangkuman berita menarik dan terpopuler dari Suara.com, berikut ini.
1. Studi: Peminum Kopi Lebih Kecil Kemungkinannya Mengalami Penyakit Hati
Baca Juga: Studi: Peminum Kopi Lebih Kecil Kemungkinannya Mengalami Penyakit Hati
Minum kopi yang berkafein, baik giling maupun instan atau tanpa kafein dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit hati kronis. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka BMC Public Health.
Melansir dari Medical Xpress, para peneliti di Universitas Southampton dan Edinburgh, Inggris menemukan bahwa minum kopi jenis apapun dikaitkan dengan penurunan risiko pengembangan dan kematian akibat penyakit hati kronis.
2. Jangan Abaikan Tiga Peringatan Pada Jari Tangan, Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung
Penyakit jantung koroner terjadi ketika arteri yang memasok darah kaya oksigen ke otot jantung menyempit oleh penumpukan bahan lemak. Proses itu juga dikenal sebagai aterosklerosis.
Baca Juga: 3 Hal Baik yang Didapat dari Minum Kopi, Bisa Turunkan Berat Badan Juga
Ketika suplai darah ke jantung tersumbat, serangan jantung terjadi. Selama serangan jantung, Johns Hopkins Medicine menjelaskan bahwa sel-sel otot di dalam organ "mulai mati".
3. Temuan Baru, Inhaler Asma Percepat Pemulihan Pasien Covid-19 Dalam 3 Hari!
Para ahli menemukan penggunaan inhaler asma bisa membantu mempercepat pemulihan virus corona Covid-19 dalam 3 hari.
Temuan ini seolah memberikan harapan baru, karena NHS bisa mengeluarkan alat kesehatan lain untuk menekan angka kasus rawat inap akibat Covid-19.
4. WHO: Virus Corona Varian Delta adalah yang Tercepat dan Terkuat!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona varian Delta, adalah varian virus corona "tercepat dan terkuat". Seperti diketahui, varian Covid-19 ini pertama kali ditemukan di India.
Dilansir dari The Independent, Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan bahwa tidak ada varian yang benar-benar menemukan kombinasi penularan dan kematian.
5. Surat Keterangan Domisili Bikin Repot Mau Vaksin Covid-19, Ini Tanggapan Kemenkes
Belakangan sempat ramai di media sosial yang mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena harus menyertakan surat domisili. Syarat tersebut membuat sejumlah masyarakat akhirnya mengurungkan niat untuk vaksin.
Menjawab hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa persyaratan administrasi vaksinasi berupa surat keterangan domisili diperlukan pemerintah untuk keperluan akuntabilitas pengeluaran vaksin.