Kasus Covid-19 Anak Melonjak, Banyak Faskes dan Nakes Belum Siap?

Selasa, 22 Juni 2021 | 18:45 WIB
Kasus Covid-19 Anak Melonjak, Banyak Faskes dan Nakes Belum Siap?
Ilustrasi kasus Covid-19 anak. (Dok. OT Group)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melonjaknya kasus Covid-19 Indonesia tidak hanya pada orang dewasa. Dalam beberapa hari lalu, kasus Covid-19 anak juga meningkat. 

Situasi itu membuat banyak orang khawatir jika tenaga kesehatan (nakes) belum terlatih menangani kasus Covid-19 anak.

Seperti diketahui, kasus harian Covid-19 Senin (21/6) mencapai 14.536, melonjak dari Minggu (20/6) dengan 13.737 kasus baru. Mirisnya dari total kasus itu, 12,5 persen di antaranya dialami anak usia 0 hingga 18 tahun.

Sehingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut 1 dari 8 kasus konfirmasi positif Covid-19 adalah anak. 

Konsultan respirologi anak dari Satgas Covid-19 IDAI, dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) memastikan jika nakes penanganan Covid-19 sudah mengantongi buku panduan merawat pasien Covid-19 anak.

Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)

"Jadi itu merupakan acuan, yang buku sakunya diresmikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes). Nakes bisa menggunakan itu sebagai panduan, jadi harusnya tidak ada kesulitan," ujar dr. Nastiti saat dihubungi suara.com, Selasa (22/6/2021).

Bukan hanya Menkes, kata dr. Nastiti dalam penyusunan buku panduan itu melibatkan 5 organisasi profesi, seperti IDAI, perhimpunan dokter paru, jantung, penyakit dalam, dan anastesi. Buku panduan ini, jadi pedoman nakes dalam menatalaksana pasien Covid-19 berbagai kategori usia, termasuk usia anak.

"Semua rumah sakit sebelum era Covid-19 itu melayani pasien anak. Jadi tidak ada sesuatu yang istimewa, hanya saja pasien yang terindikasi suspek di rumah sakit dibedakan. Jadi kalau suspek ada di poli khusus yang nakesnya memakai perlindungan APD-nya sesuai," terang dr. Nastiti.

Selanjutnya menurut dr. Nastiti, yang kerap jadi gangguan adalah masalah teknis seperti ketersediaan tempat tidur, obat Covid-19 untuk anak, hingga tidak adanya nakes yang merawat karena ikut terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Waspada Penularan! 37 Klaster Covid-19 di Boyolali Masih Aktif

"Akhirnya layanannya ditutup atau dikurangi, jadi kalau buku panduan sebetulnya ada, permasalahan di lapangan sekarang karena lonjakan-lonjakan kasus Covid-19, jadi penuh rumah sakitnya," pungkas dr. Nastiti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI