Suara.com - Seruan lockdown gencar disampaikan oleh pakar epidemiologi hingga tenaga kesehatan, menyusul meningkatnya jumlah kasus COVID-19.
Lalu, apakah keadaan saat ini sudah perlu lockdown? Menurut ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono penguncia wilayah alias lockdown penting untuk menghentikan penyebaran virus Corona penyebab COVID-19 khususnya varian baru seperti varian Delta dari India.
"Ada upaya-upaya pencegahan penyebaran varian baru harusnya dilakukan penguncian atau lockdown untuk penyebaran varian baru ini baik itu di Kudus, Bangkalan, Madura, Jakarta, dan sebagainya," kata Yunis dilansir ANTARA.
Yunis menuturkan varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang pertama kali muncul menularkan hanya ke dua orang, namun varian baru sekarang ini bisa menularkan ke empat atau delapan orang sehingga potensi penularannya di tengah masyarakat makin tinggi dan berdampak pada peningkatan kasus.
Baca Juga: Asma Tak Kambuh meski Positif Covid-19, Hanung Bramantyo: Terima Kasih, Pak Jokowi
"Oleh karena itu, harus dilakukan lockdown," tuturnya.
Yunis mengatakan lockdown tersebut bukan hanya untuk menurunkan kasus COVID-19 semata tapi agar penyebaran varian baru yang sangat menular bisa dicegah meluas.
"Kalau ada ditemukan kasus baru dengan varian baru yang banyak kayak di Kudus maka harus dilakukan lockdown, di Bangkalan harus lakukan lockdown kabupaten, terus Jakarta apakah kota madya atau provinsi harus lihat sebarannya," ujarnya.
Ketika ditemukan banyak muncul kasus dengan varian baru, Yunis menuturkan harus secepatnya dilakukan penguncian untuk menghentikan penyebaran varian baru tersebut di kota, kabupaten, provinsi. Jangan sampai varian tersebut lebih dulu menyebar ke kota, kabupaten atau provinsi lain.
"Lockdownnya lihat sebarannya kalau sudah banyak (kasus) kecamatannya maka lockdownnya kabupaten," tuturnya.
Baca Juga: Habis Vaksin Langsung Kerja Shift Malam, Sejumlah Karyawan di Batam Alami Demam Tinggi
Dia menuturkan pemerintah perlu meningkatkan pembiayaan atau dana untuk penanganan COVID-19 diantaranya untuk melakukan percepatan pengujian untuk deteksi COVID-19 dan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing), serta subsidi kepada masyarakat ketika akan dilakukan lockdown.
"Kalau kita masih seperti lama strategi perangnya tunggu saja pasti akan terjadi kewalahan dari pelayanan kesehatan," ujar Yunis.