Suara.com - Dokter lintas batas atau Médecins Sans Frontières (MSF) meminta perusahaan farmasi BioNTech, untuk segera dan secara terbuka membagikan vaksinnya teknologi dan pengetahuan dengan produsen yang mampu di negara berkembang.
Hal itu menjadi penting untuk membantu meningkatkan produksi vaksin penyelamat bagi negara-negara yang masih menunggu pasokan yang cukup.
Seperti diketahui, BioNTech baru-baru ini mengumumkan akan mendirikan pabrik vaksin di benua Afrika selama 4-5 tahun ke depan. Pembangunan itu dinilai harus berjalan seiring dengan perusahaan yang segera membagikan teknologi dan resepnya dengan produsen yang siap untuk mulai memproduksi sekarang.
“Kita menghadapi ketidakadilan akses vaksin besar-besaran di seluruh dunia untuk Covid-19. Namun saat ini, beberapa negara memiliki kapasitas produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi vaksin mRNA untuk membantu meringankan ketidakseimbangan yang mematikan ini,” kata Lara Dovifat, Penasihat Kampanye dan Advokasi untuk Kampanye Akses MSF.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Sinopharm
Lara melanjutkan untuk bisa melakukannya, butuh perusahaan farmasi seperti BioNTech dan perusahaan lain yang membuat vaksin mRNA untuk berbagi teknologi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat vaksin ini.
"Semakin cepat perusahaan berbagi pengetahuan, semakin cepat kita dapat mengakhiri pandemi ini dan lebih siap menghadapi masa depan dengan kapasitas produksi yang lebih terdistribusi secara global, termasuk di selatan global.”
Teknologi vaksin mRNA dalam vaksin Pfizer-BioNTech adalah pilihan yang menguntungkan untuk digunakan dan diproduksi di negara berkembang.
Vaksin itu dapat disimpan pada suhu lemari es standar selama satu bulan, sangat mudah beradaptasi dengan varian baru. Selain itu, vaksin tersebut juga dapat diproduksi di lokasi yang lebih kecil tanpa dengan biaya yang relatif rendah.
Pengalaman dengan Moderna dan BioNTech sejauh ini telah menunjukkan bahwa transfer teknologi vaksin mRNA tersebut (ke produsen yang mereka pilih) masing-masing telah memakan waktu antara 5 dan 8 bulan.
Kondisi itu menunjukkan bahwa cukup layak untuk berbagi pengetahuan vaksin dan menyiapkan produksi dengan relatif cepat.
Baca Juga: Cara Daftar Vaksin COVID-19 di Kota Tangerang Lewat Online, Mudah Tak Pakai Antre
Dalam pemetaan awal, MSF menemukan bahwa saat ini, beberapa perusahaan di benua Afrika dapat memproduksi vaksin mRNA. Langkah itu bisa dilakukan jika semua teknologi dan pengetahuan yang diperlukan dibagikan dan dukungan finansial dan teknis yang diperlukan disediakan.
Selain itu, 10 produsen vaksin negara berkembang telah menyatakan minatnya untuk menerima transfer teknologi vaksin mRNA tersebut melalui pusat transfer teknologi mRNA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun sejauh ini, belum ada satu pun perusahaan farmasi yang menawarkan untuk berbagi teknologi mereka.