Suara.com - Salah satu efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca yang dikhawatirkan ialah terjadinya kasus pembekuan darah. Baru-baru ini, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Zullies mengungkapkan kelompok yang paling sering mengalami masalah pembekuan darah.
Siapa itu? Dikutip dari ANTARA, kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca di Eropa sebagian besar dialami perempuan berusia muda.
"Yang menarik dari kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan AstraZeneca di Eropa, sebagian besar terjadi pada usia muda di bawah 40 tahun, bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah perempuan," katanya.
Di Eropa sendiri, lanjut Zullies, telah ada laporan kejadian pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca sebanyak 262 kasus. Sebanyak 51 di antaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin.
Baca Juga: Usai Terima Vaksin AstraZeneca Pekerja PT Schneider Alami Mual Hingga Menggigil
Oleh sebab itu badan otoritas kesehatan masyarakat di Inggris merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca.
Meski demikian, jika tidak mengalami masalah pada dosis pertama vaksin Astrazeneca, disarankan untuk meneruskan suntikan dengan jenis yang sama.
"Bagi seseorang dengan riwayat penyakit pembekuan darah seperti deep vein thrombosis, stroke, jantung iskemi belum ada laporan berisiko mengalami pembekuan darah akibat vaksin," katanya.
Zullies menambahkan, yang lebih berisiko justru mereka yang pernah mengalami heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT type 2) atau pasien yang rutin mengonsumsi pengencer darah.
"Namun, kejadian ini pun sangat jarang. Namun demikian, untuk kehati-hatian, ada baiknya mereka yang punya riwayat pembekuan darah tidak menggunakan vaksin jenis ini," katanya.
Baca Juga: Warga Batam Antusias Vaksinasi, Ribuan Vaksin AstraZeneca Malah Tertahan