CDC Peringatkan Ancaman Penyakit RSV Usai Pandemi Covid-19, Apa Itu?

Sabtu, 19 Juni 2021 | 13:30 WIB
CDC Peringatkan Ancaman Penyakit RSV Usai Pandemi Covid-19, Apa Itu?
Ilustrasi virus corona Covid-19, RSV, masalah pernapasan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan adanya kasus respiratory syncytial virus (RSV) yang terdeteksi di Amerika Serikat selama beberapa minggu terakhir.

CDC mengatakan bahwa RSV adalah penyakit di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang bisa membuat anak-anak dan orang dewasa menderita parah.

RSV adalah virus pernapasan umum yang bisa menyebabkan gejala ringan, seperti pilek. Tetapi, seseorang dengan penyakit ini biasanya sembuh dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu.

Berdasarkan laporan yang dilansir dari Fox News, hampir semua anak diperkirakan telah mengalami infeksi RSV pada tahun kedua kehidupannya. Tapi, CDC memperingatkan bahwa bayi dan balita adalah kelompok yang paling berisiko menderita parah ketika terserang RSV, karena memiliki tidak memiliki jumlah paparn yang biasa.

CDC pun memperingatkan bahwa kasus RSV ini terlihat meningkat di wilayah selatan AS. Pihaknya menyarankan petugas kesehatan melakukan pengujian yang lebih luas untuk mendeteksi kasus RSV. Karena, RSV termasuk penyakit pernapasan akut, meskipun seseorang negatif virus corona Covid-19.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Infeksi RSV di AS biasanya terjadi selama musim dingin dan flu di musim gugur dan musim dingin. Tapi, kasus ini sempat terlihat menurun cukup signifikan pada April 2020. Hal ini mungkin disebabkan oleh aturan pembatasan sosial dan di rumah aja untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Bahkan, jumlah kasus RSV ini tetap rendah sejak Mei 2020 hingga Maret 2021. Setelah itu, CDC mengamati adanya peningkatkan jumlah kasus RSV yang dilaporkan ke Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Enterik Nasional (NREVSS).

Pejabat kesehatan pun memperingatkan bahwa peningkatan jumlah kasus RSV ini mungkin dipengaruhi oleh aturan pembatasan sosial yang mulai dilonggarkan, meskipun pandemi virus corona belum berakhir.

"Karena berkurangnya sirkulasi RSV selama bulan-bulan musim dingin 2020-2021, bayi dan balita mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit RSV. Karena, mereka kemungkinan tidak memiliki tingkat paparan RSV yang khas selama 15 bulan terakhir," kata CDC.

Baca Juga: Duh! Virus Corona Covid-19 Bisa Infeksi Testis

Pada bayi di bawah enam bulan, infeksi RSV dapat menyebabkan gejala iritabilitas, pola makan yang buruk, lesu dan apnea dengan atau tanpa demam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI