WHO Khawatir, Kasus Bunuh Diri Meningkat Pesat Selama Pandemi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 18 Juni 2021 | 14:32 WIB
WHO Khawatir, Kasus Bunuh Diri Meningkat Pesat Selama Pandemi
Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan risiko seseorang melakukan percobaan bunuh diri.

Dilansir ANTARA, data tahun 2019 menunjukkan bahwa satu dari 100 meninggal bunuh diri. Angka kematian ini jauh lebih tinggi daripada kematian karena HIV, malaria, perang, maupun pembunuhan.

Pada tahun yang sama, sebelum pandemi global, tingkat bunuh diri di seluruh dunia menurun di semua wilayah, menurut WHO, kecuali untuk kawasan Amerika yang mengalami peningkatan 17 persen.

Namun, situasi tersebut sepertinya akan berubah saat penyebaran virus corona menyebabkan gejolak di masyarakat, meningkatkan faktor bunuh diri secara global, demikian penjelasan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: WHO Ingatkan Anak Muda untuk Sadar Bahaya Polusi Udara

"Perhatian kami pada pencegahan bunuh diri kini bahkan lebih penting, setelah berbulan-bulan hidup dengan pandemi COVID-19, dengan banyak faktor risiko bunuh diri -- kehilangan pekerjaan, tekanan finansial dan isolasi sosial - masih begitu banyak," kata Tedros.

WHO mengumumkan serangkaian pedoman, bernama LIVE LIFE, untuk meningkatkan pencegahan bunuh diri.

Peran media ditekankan oleh WHO yang menyatakan bahwa banyak laporan bunuh diri, terlebih jika mereka menggambarkan cara yang digunakan atau berfokus pada selebritas, dapat meningkatkan risiko yang disebut bunuh diri jiplakan.

"Kita tidak bisa -- dan tidak boleh -- mengabaikan bunuh diri. Setiap bunuh diri merupakan sebuah tragedi," ucap Tedros.

Baca Juga: Kasus Covid-19 RI Meroket, IDAI Tak Setuju Sekolah Buka Juli 2021

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI