Suara.com - Ruang Intensive Care Unit atau ICU di DKI Jakarta hampir penuh. Berdasarkan data dari Dinkes DKI Jakarta, jumlah bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU yang tersedia makin sedikit.
Data sampai tanggal 17 Juni 2021 tercatat, dari sekitar 8000 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi 84 persen dan ruang ICU sudah terisi 74 persen.
"Keterisian ICU di DKI Jakarta sampai 74 persen. Angka ini secara psikologis sudah sangat memprihatinkan," kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan, Jumat (18/6/2021).
Ia melanjutkan, andai tidak ada aksi memadai dari pemerintah, maka sistem kesehatan Indonesia bisa terancam kolaps atau jatuh.
Baca Juga: Melonjak, TPU Rorotan Jakarta Utara Terisi 400 Makam Pasien Covid-19
Dalam kesempatan yang sama, Erlina mengatakan bagaimana dirinya sudah mendapat cerita dari rekan-rekan sesama dokter tentang tenaga kesehatan yang terpaksa menentukan dan menyeleksi pasien mana yang bisa menerima oksigen.
"Pasien (COVID-19) sangat banyak antre di IGD kemudian pasien itu membutuhkan oksigen segera, ini akan menjadi masalah karena di IGD pun titik oksigen itu terbatas,"
"Jika oksigen ada 9, pasien ada 20, itu akan jadi dilematis sekali bagi dokter untuk memutuskan yang mana yang akan diberi oksigen," kata Erlina dalam jumpa pers virtual, Jumat (18/6/2021).
Diketahui sebelumnya, kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat tajam bahkan naik hingga 500 persen dari Mei lalu yang memiliki kasus harian rata-rata dua ribu kasus per hari.
Pada 17 Juni 2021 kemarin, angka penambahan kasus infeksi COVID-19 melonjak pesan, dan mencapai 12.624 kasus. Hal ini membuat angka kesakitan dan keterisian kamar di rumah sakit dan ruang isolasi turut meningkat, hingga mengancam sistem kesehatan Indonesia.
Baca Juga: Sempat Terjadi Antrean di IGD RS Panembahan Senopati, Ini Kata Pihak RS