Dilanda Perang, Afganistan Kesulitan Tangani Pandemi COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 18 Juni 2021 | 09:57 WIB
Dilanda Perang, Afganistan Kesulitan Tangani Pandemi COVID-19
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Afganistan mengalami situasi terburuk akibat perang berkepanjangan. Hal ini juga mempengaruhi penanganan pandemi di negara tersebut.

Dilansir ANTARA, situasi penanganan pandemi Covid-19 di Afganistan sangat tidak terkendali, dengan penuhnya rumah sakit dan sumber daya kesehatan yang terus menipis.

Lebih dari sepertiga tes pekan lalu menunjukkan hasil positif, menurut Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Kamis.

"Afghanistan berada di titik krisis dalam pertempuran untuk melawan COVID-19 karena tempat tidur rumah sakit penuh dengan kapasitas di Ibu Kota Kabul dan di banyak daerah," kata Nilab Mobarez, Penjabat Presiden Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh ICRC.

Baca Juga: Dalam 17 Hari, 89 Warga Kepri Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Lonjakan kasus memberikan tekanan yang kuat pada Afghanistan, di mana jutaan orang sudah hidup dalam kemiskinan dan sumber daya kesehatan yang langka.

Otoritas kesehatan setempat pada Kamis mencatat 2.313 kasus positif dan rekor 101 kematian akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Para pejabat dan ahli mengatakan pengujian rendah berarti angka resmi itu mungkin terlalu rendah.

Sistem kesehatan Afghanistan yang rapuh telah dirusak oleh perang selama beberapa dekade. Kekerasan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan penarikan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat pada September dan negosiasi damai antara pemerintah Afghanistan dan pemberontak Taliban sebagian besar terhenti.

Rumah sakit besar telah menutup pintu mereka minggu ini untuk pasien baru COVID-19 karena kekurangan tempat tidur dan kekurangan oksigen.

ICRC memperingatkan bahwa kurangnya akses vaksin dan keraguan memperburuk situasi. Kurang dari 0,5 persen warga Afghanistan telah divaksin lengkap.

Baca Juga: Update Pasien Covid-19 RSD Wisma Atlet: Sisa Kuota Tempat Tidur Tak Sampai 25 Persen

Sekitar 700 ribu dosis vaksin Sinopharm China tiba di negara itu minggu lalu, memungkinkan pihak berwenang untuk memulai putaran vaksinasi berikutnya.

ICRC bekerja dengan pihak berwenang Afghanistan untuk menyediakan lebih banyak sumber daya dan mencoba meningkatkan produksi oksigen medis, kata Necephor Mghendi, kepala Delegasi Negara Afghanistan untuk ICRC.

"Lebih banyak dukungan internasional diperlukan untuk membantu memenangi pertarungan melawan virus ini, sehingga kami dapat menyelamatkan ribuan nyawa," kata Mghendi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI