Temuan Baru, Terapi Regeneron Bisa Pangkas Risiko Kematian akibat Covid-19

Kamis, 17 Juni 2021 | 17:00 WIB
Temuan Baru, Terapi Regeneron Bisa Pangkas Risiko Kematian akibat Covid-19
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terapi regeneron ditemukan bisa mengurangi risiko kematian pada pasien rawat inap akibat virus corona Covid-19 yang belum memiliki respons kekebalan sendiri.

Saat ini, obat REGEN-VOC sedang dalam tahap uji coba UK Recorevy dan akan diberikan kepada pasien virus corona Covid-19 yang menjalani rawat inap.

Perusahaan mengatakan berencana akan menyerahkan datanya segera ke FDA dalam upaya memperluas otorisasi penggunaan darurat.

Saat ini, koktail antibodi monoklonal tidak diizinkan untuk digunakan pada pasien virus corona yang rawat inap di rumah dan membutuhkan terapi oksigen.

Baca Juga: Waduh! China Tuding Amerika Serikat Bohong Tentang Asal Usul Virus Corona

Dalam uji coba saat ini, REGEN-COV terbukti cepat mengurangi tingkat virus corona Covid-19 pada pasien rawat inap dan menurunkan risiko kematian atau kebutuhan akan ventilasi mekanis, terutama pada pasien yang sistem kekebalannya tidak meningkatkan respons antibodi alami.

Ilustrasi virus corona Covid-19 (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona Covid-19 (Pixabay/mohamed_hassan)

Hasil percobaan menunjukkan bahwa memberikan 8.000 mg REGEN-COV bisa mengurangi semua penyebab kematian pada pasien seronegatif sebesar 29 persen, dibandingkan dengan perawatan biasa saja.

Bahkan, lamanya pasien Covid-19 menjalani rawat inap di rumah sakit antara populasi pasien ini juga lebih pendek 4 hari. Sedangkan, proporsi pasien Covid-19 yang dipulangkan dari rumah sakit pada hari ke-28 rawat inap juga lebih besar.

"Hasil ini sangat menarik," kata Sir Peter Horby, profesor Penyakit Menular yang Muncul di Departemen Kedokteran Nuffield, Universitas Oxford dikutip dari Fox News.

Namun, ada ketidakpastian besar tentang nilai terapi antivirus pada penyakit virus corona Covid-19 stadium akhir. Meski begitu, terapi ini bisa mengurangi tingkat kematian.

Baca Juga: Direktur AIIMS: Perilaku Manusia Berdampak Besar pada Sebaran Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI