Suara.com - Maskara dan lipstik antiair atau waterproof, menjanjikan riasan tahan lama pada penggunanya. Tapi sebuah penelitian terbaru membuktikan bagaimana maskara waterproof dan lipstik waterproof dikaitkan dengan risiko kanker.
Ini karena produk makeup seperti lipstik, maskara hingga alas bedak atau foundation mengandung bahan kimia penyebab kanker.
Fakta ini didapat setelah peneliti menguji 231 produk kosmetik di toko bermerek di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Hasilnya, lebih dari setengah produk yang diteliti mengandung kadar flour tinggi.
Flour merupakan bahan kimia beracun yang disebut dengan PFAS (Perfluorinated Alkylated Substances), yang lambat terurai di lingkungan dan tubuh manusia.
Baca Juga: Gara-Gara Ini, Harry Styles Diduga Bakal Rilis Produk Makeup dan Parfum
"Karena PFAS tidak terurai, mereka bisa menumpuk di air dan makanan, jadi mereka bisa tinggal di tubuh kita, dan bisa berdampak buruk untuk kesehatan," ujar Thomas Bruton, selaku Peneliti dan Ilmuwan Green Science Policy Institute mengutip Insider, Rabu (16/6/2021).
Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Science and Tecnology Letters ini menunjukkan ada dua jenis PFAS, yakni PFOA dan PFOS yang berkaitan erat dengan peningkatan risiko kanker, berat badan lahir rendah, tiroid bermasalah, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Dalam prosesnya, para peneliti menyaring kandungan PFAS dalam produk makeup untuk mencari tahu bagaimana bahan kimia tersebut masuk ke tubuh.
Hasilnya ditemukan lebih dari tiga perempat PFAS terkandung dalam maskara waterproof, hampir dua pertiga alas bedak atau foundation dan lipstik waterproof mengandung PFAS.
Tidak hanya itu lebih dari setengah atau 50 persen produk riasan mata dan bibir menunjukkan kadar flour yang tinggi.
Baca Juga: Makeup Ningning Aespa Jadi Sorotan, Bagian Ini Bikin Warganet Geram
Sayangnya sebagian besar produk makeup yang mengandung PFAS tidak mencantumkan kandungan tersebut dalam label, tidak seperti produk makanan dan obat-obatan yang jelas kandungannya.
Peneliti studi, Graham Peaslee juga mengatakan jika hampir 90 persen produk dengan kadar flour tinggi, tidak mencantumkan PFAS pada label bahan kemasan.