Pandemi Covid-19 Bikin Penglihatan Anak Memburuk, Apa Sebab?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 15 Juni 2021 | 18:45 WIB
Pandemi Covid-19 Bikin Penglihatan Anak Memburuk, Apa Sebab?
Ilustrasi anak bermain gadget
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covi-19 memaksa semua orang untuk membatasi pergerakannya. Semua kegiatan dialihkan menjadi online, termasuk belajar.

Maka tidak heran jika screen time atau waktu menatap layar orang di Amerika Serikat meningkat dan memperburuk penglihatan.

Dokter melaporkan tren mengganggu anak-anak yang memiliki penglihatan yang jauh lebih buruk pasca-pandemi. Pnyebabnya diyakini adalah meningkatnya penggunaan waktu layar selama penguncian.

“Kita tahu bahwa fokus dari dekat dan tidak berada di luar telah meningkatkan tingkat miopia,” Julia A. Haller, kepala dokter mata di Rumah Sakit Mata Wills Philadelphia, dikutip dari New York post.

Baca Juga: Astra Financial Relaksasi Kredit Senilai Rp31 Triliun, Kendaraan Roda Empat Dominasi

Kebanyakan main gadget bisa bikin anak alami kerusakan saraf? (Shutterstock)
Kebanyakan main gadget bisa bikin anak alami kerusakan saraf? (Shutterstock)

Ia mengacu pada peningkatan dalam laporan rabun jauh di bawah umur. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Januari ini di jurnal JAMA Ophthalmology, para peneliti di China menemukan bahwa anak-anak berusia enam hingga delapan tahun tiga kali lebih mungkin mengalami rabun jauh selama pandemi daripada lima tahun sebelumnya.

Mereka mendasarkan temuan mereka pada data dari 120.000 anak-anak yang tinggal di rumah.

Sebagai akibat dari tren kesehatan yang mengganggu, semakin banyak anak-anak yang membutuhkan kacamata.

"Kami melihat lompatan besar dalam resep mereka," kata dokter mata anak Allison Babiuch kepada Journal tentang tingkat anak-anak yang datang ke kliniknya di Cleveland, Ohio dengan keluhan penglihatan yang memburuk.

Temuan baru-baru ini sedang dipertimbangkan oleh para pendidik yang mempertimbangkan program dan kebijakan pembelajaran jarak jauh hibrida.

Baca Juga: Desak Belajar Tatap Muka Dibatalkan, Fadli Zon: Bahaya, RI Belum Bisa Kendalikan Pandemi

“Meningkatnya waktu layar biasanya disertai dengan kurangnya waktu di luar ruangan dan gaya hidup yang lebih banyak duduk. Semakin banyak waktu anak-anak berada di dalam membaca, belajar, dan menggunakan perangkat elektronik mereka, semakin sedikit cahaya alami yang diterima mata untuk berkembang dengan baik,” presiden American Optometric Association William T. Reynolds mengatakan kepada Bloomberg tentang kelemahan pembelajaran digital dalam email. .

Untuk orang tua yang peduli yang ingin meminimalkan dampak screentime yang tidak dapat dihindari untuk anak-anak mereka, Dr. Babiuch merekomendasikan aturan 20/20/20.

Ini, jelasnya kepada Journal, melibatkan istirahat 20 detik dengan melihat sejauh 20 kaki setelah setiap 20 menit dihabiskan untuk melihat layar. Berkedip lebih banyak, katanya, juga bisa bermanfaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI