Suara.com - Negara di dunia saat ini tengah berlomba-lomba membuat vaksin Covid-19, termasuk Turki.
Dilansir Anadolu Agency, Fahrettin Koca, Menteri Kesehatan Turki, mengatakan bahwa vaksin buatan Turki sedang bersiap memasuki uji klinis fase ketiga kepada manusia.
"Pekan depan Turki akan memulai uji coba kepada manusia. Dari sekian banyak penelitian yang berjalan, ini adalah salah satu yang sudah dalam tahap akhir," tutur Koca, dilansir Anadolu Agency.
Di saat bersamaan, Koca mengatakan Turki akan memulai fase kedua vaksinasi Covid-19 nasional, dengan memvaksinasi orang dewasa berusia di atas 45 tahun.
Baca Juga: Respons Ledakan Kasus Covid-19, Mulai Juli Ditarget 1 Juta Dosis Vaksin per Hari
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berulangkali menegaskan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Terlihat pula dari kasus positif yang masih bertambah ratusan ribu setiap hari.
Situs worldometers mencatat jumlah kasus Covid-19 di dunia selama pandemi berlangsung telah lebih dari 177 juta, setelah bertambah 294.777 kasus dalam 24 jam terakhir. Jumlah kematian juga bertambah 6.280 jiwa, sehingga akumulasi menjadi 3,82 juta.
Lonjakan kasus positif juga dikhawatirkan akibat adanya sejumlah varian baru virus corona SARS Cov-2. Varian Delta yang pertama kali ditemukan di India tengah jadi sorotan berbagai negara saat ini.
Pada awal Mei, WHO menandai strain B1617.2 sebagai varian Delta dari SARS Cov-2. Varian itu diidentifikasi sebagai salah satu pendorong gelombang kedua infeksi virus corona pada beberapa bagian negara awal tahun ini.
Belum tuntas dengan lonjakan kasus saat ini, dikabarkan bahwa varian Delta telah bermutasi lagi dan membentuk varian 'Delta plus' atau 'AY.1'. Data awal menunjukkan bahwa varian Delta plus menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap pengobatan koktail antibodi monoklonal. Perawatan untuk Covid-19 yang baru-baru ini disahkan oleh Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO).
Baca Juga: CEK FAKTA: Video Anggota DPR/MPR Turki Baca Al-Qur'an Dulu Sebelum Mulai Rapat?
Seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam sekuensing genom, Bani Jolly mengatakan bahwa sejumlah kecil sekuens Delta (B.1.617.2) yang memiliki mutasi lonjakan K417N dapat ditemukan di GISAID.
"Sekuens ini telah diidentifikasi dalam genom dari 10 negara. Urutan baru-baru ini telah ditetapkan sebagai garis keturunan AY.1 (B.1.617.2.1), subgaris keturunan Delta, karena kekhawatiran tentang K417N adalah salah satu mutasi yang ditemukan pada varian Beta (B.1.351)," kata Jolly dikutip dari India Today.