Waduh! Covid-19 Varian Delta yang Ditemukan di Kudus Lebih Gampang Menular

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 15 Juni 2021 | 07:48 WIB
Waduh! Covid-19 Varian Delta yang Ditemukan di Kudus Lebih Gampang Menular
Portal terpasang di jalan utama Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai upaya menekan penyebaran kasus COVID-19 dengan meminimalkan mobilitas warganya, Kamis (27/5/2021). [ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah, dipastikan berasal dari varian Delta, tipe Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India.

Pakar mengatakan, varian Delta alias varian baru B16172 ini bahkan lebih mudah menular daripada varian Covid-19 Alfa yang sebelumnya mendominasi.

Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, Public Health England (PHE) di Inggris menyebut varian Delta kini lebih banyak ditemukan pada kasus Covid-19 baru.

"Data terakhir Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 90% kasus baru COVID-19 di negara itu kini adalah varian Delta ini, menggantikan varian Alfa (B.1.1.7) yang semua dominan di Inggris. Kalau pola ini juga akan terjadi di negara kita maka tentu bebannya akan berat jadinya," tulis Prof Tjandra dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Positif Covid-19, Bunga Citra Lestari Ingatkan Pentingnya Prokes

Ia menyebut di Inggris, klasujs varian Delta naik 70 persen dari pekan sebelumnya. Peningkatan yang amat cepat ini membuktikan bahwa klaim varian Delta lebih menular ada benarnya.

"Varian Delta di Inggris ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa. Waktu penggandaannya (“doubling time”) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari," kata Prof Tjandra, sembari mengatakan penting ada laporan serupa di Indonesia.

Yang lebih parah, varian Delta juga dicurigai menurunkan efektivitas vaksin Covid-19 dibandingkan dengan varian Alfa. Berdasarkan laporan PHE, ada penurunan efektivitas 15-20 persen pada orang yang baru satu kali mendapat suntikan vaksin.

Namun Prof Tjandra mengatakan data ini tidak bisa dijadikan acuan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia, mengingat varian Alfa bukanlah varian dominan yang ada di sini.

"Kita perlu pula mengamati kemungkinan dampak seperti ini, apalagi program vaksinasi memang sedang terus digalakkan," tutupnya.

Baca Juga: Klaten di Ambang Zona Merah, 557 Orang Terpapar Covid-19 dalam Sepekan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI