Pejabat EMA Sarankan Vaksin AstraZeneca Tak Lagi Pakai

Senin, 14 Juni 2021 | 20:34 WIB
Pejabat EMA Sarankan Vaksin AstraZeneca Tak Lagi Pakai
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (Dok : Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pejabat tinggi di European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa mungkin diperlukan untuk tak menggunakan lagi vaksin virus corona AstraZeneca di semua umur. Ia juga menyatakan bahwa vaksin Johnson & Johnson sebaiknya hanya digunakan untuk orang usia 60 tahun ke atas. 

Penyataan Marco Cavaleri, kepala strategi vaksin EMA seiring dngan mulai tersedianya vaksin mRNA, yakni Pfizer dan Moderna di beberapa wilayah Eroapa. 

Melansir dari Medical Xpress, Uni Eropa telah mengesahkan dua vaksin mRNA, Pfizer/BioNTech dan Moderna. Pada Sabtu (12/6/2021), Italia  membatasi vaksin AstraZeneca untuk orang berusia 60 tahun ke atas menyusul kekhawatiran tentang peningkatan risiko kesehatan bagi orang yang lebih muda.

"Itu [pemberhentian penggunaan AstraZeneca] adalah pilihan yang banyak negara ambil, seperti Prancis dan Jerman, pertimbangkan sehubungan dengan peningkatan ketersediaan vaksin mRNA," ujar Cavaleri.

Baca Juga: Suasana Vaksin Massal di Stadion Patriot Bekasi

Dia mencatat vaksin Johnson & Johnson memiliki lebih sedikit masalah daripada AstraZeneca, namun masih kurang banyak digunakan.

"Dengan satu dosis berguna untuk beberapa kategori yang sulit dijangkau, tetapi tetap adenovirus (vaksin) dan sebaiknya dicadangkan untuk usia di atas 60-an saja," katanya.

Dokter menunjukan vaksin COVID-19 Astra Zeneca dosis pertama di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta, Selasa (8/6/2021). [Suara.com/Oke Atmaja]
Dokter menunjukan vaksin COVID-19 Astra Zeneca dosis pertama di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta, Selasa (8/6/2021). [Suara.com/Oke Atmaja]

Teknologi genetik Messenger RNA pada vaksin Pfizer dan Moderna melatih tubuh untuk mereproduksi protein lonjakan, mirip dengan yang ditemukan pada virus corona. Saat terkena virus sebenarnya nanti, tubuh mengenali protein lonjakan dan mampu melawannya.

Sementara itu, vaksin vektor virus seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson menggunakan versi rekayasa genetika dari adenovirus penyebab flu biasa sebagai "vektor" untuk mengirim instruksi genetik ke dalam sel manusia.

Baca Juga: Regulator Uni eropa Klaim AstraZeneca Aman Untuk Manula, Sejumlah Negara Masih Ragu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI