Suara.com - Perempuan yang didiagnosis sakit endometriosis memiliki risiko sulit hamil. Kondisi itu terjadi lantaran penyakit endometriosis memengaruhi kesuburan pada perempuan.
Dokter spesialis obgyn Dr. dr. Andon Hestiantoro menjelaskan, perempuan dengan endometriosis memiliki benjolan pada rahimnya.
"Benjolan pada rahim itu menyebabkan reaksi inflamasi atau radang yang berlebihan sehingga timbul perlengketan yang mengganggu fungsi indung telur atau fungsi tuba," jelas dokter Andon dalam webinar daring, Senin (14/6/2021).
Akibatnya, sel sperma yang masuk ke dalam rahim akan langsung mati atau tersumbat sehingga sperma kesulitan bertemu dengan indung telur.
Baca Juga: Awas! Kebanyakan Konsumsi Minuman Bersoda Bisa Bikin Susah Punya Anak
Sayangnya, kebanyakan perempuan terlambat mendapatkan pengobatan endometriosis.
Menurut dokter Andon, rata-rata perempuan alami terlambat diagnosis di atas 5 tahun. Padahal gejalanya bisa timbul sejak remaja namun tidak disadari.
"Kunci dari endometriosis sebetulnya kenali sejak dini maka peluang untuk hamil akan semakin besar," imbuhnya.
Selain konsumsi obat tertentu, operasi juga bisa dilakukan pasien endometriosis. Akan tetapi operasi dinilai sebagai jalan terakhir karena kemungkinan endometriosis akan kambuh mencapai 30-50 persen.
Dokter Andon menambahkan, operasi yang dilakukan berulang juga berisiko mengurangi jumlah sel telur di dalan rahim. Sehingga peluang untuk hamil tentu jadi semakin kecil.
Baca Juga: Pengaruhi Kesuburan, Pasangan Harusnya Berhenti Merokok saat Rencanakan Kehamilan
"Operasi itu hanya diperlukan pada endometriosis kalau mengganggu usus, mengganggu ginjal, mengganggu kantung kemih, sulit buang air besar, pokoknya sangat berat atau diobati tidak sembuh-sembuh. Tapi kalau bisa menggunakan medical kita bisa mencegah endometriosis dioperasi berulang," jelasnya.