Mengenal Tonic Immobility, Kelumpuhan pada Korban Pelecehan Saat Insiden Berlangsung

Minggu, 13 Juni 2021 | 11:32 WIB
Mengenal Tonic Immobility, Kelumpuhan pada Korban Pelecehan Saat Insiden Berlangsung
Ilustrasi korban pelecehan seksual (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga kini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa diamnya korban pelecehan atau kekerasan seksual saat insiden terjadi merupakan tanda bahwa mereka menikmati hal tersebut.

Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah korban mengalami tonic immobility atau imobilitas tonik, yakni saat korban diam terpaku seolah tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya atau singkatnya, mengalami kelumpuhan sementara.

Tonic immobility juga dialami hewan, dianggap sebagai reaksi defensif adaptif evolusioner terhadap serangan predator ketika resistensi tidak memungkinkan dan sumber daya lainnya tidak tersedia.

Berdasarkan Acta Obstetrecia et Gynecologica Scandinavica, penelitian telah membuktikan bahwa manusia yang menghadapi ancaman ekstrim dapat mengalami hambatan motorik sementara yang tidak disengaja sebagai respon terhadap situasi rasa takut yang hebat.

Baca Juga: Jerinx SID Komentari Dugaan Pelecehan Seksual Gofar Hilman, Singgung Soal OTG

Lebih lanjut, tonic immobility dijelaskan sebagai keadaan keadaan seperti katatonik dengan hiper atau hipotonisitas otot, tremor, kurangnya vokalisasi (diam), analgesia dan relatif tidak responsif terhadap rangsangan eksternal.

Ilustrasi pelecehan seksual. (Shutterstock)
Ilustrasi pelecehan seksual. (Shutterstock)

Studi juga menunjukkan bahwa skor tonic immobility lebih tinggi dialami korban pelecehan seksuak dibandingkan dengan jenis lain dari trauma,

Seiring dengan reaksi stres peritraumatic lainnya, tonic immobility telah dikaitkan dengan perkembangan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Bahkan, wanita yang pernah mengalami tonic immobility lebih dari dua kali berisiko tinggi menderita kekambuhan PTSD saat serangan terjadi. Selain itu, wanita yang berulang kali mengalami tonic immobility dapat menderita depresi berat.

Kelumpuhan ini merupakan satu dari enam perilaku pertahanan yang diaktifkan secara otomatis pada hewan dan manusia, menurut Scientific Amercian.

Baca Juga: Jerinx SID Come Back! Komentar Pelecehan Seksual Gofar Hilman, Bahas Cancel Culture

Enam tahapan tersebut adalah arousal (kewaspadaan terhadap kemungkinan bahaya), pembekuan (untuk sementara menahan pelarian atau pertarungan sambil menilai bahaya), lari atau bertarung, tonik imobiliti, imobilitas kolaps (pingsan karena ketakutan), dan imobilitas diam (keadaan istirahat berikutnya yang mendorong penyembuhan).

Orang yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual dapat melewati beberapa tahapan atau langsung mengalami imobilitas tonik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI