Kulitnya Terasa Lebih Lembut, Wanita Ini Pakai Darah Menstruasi untuk Masker Wajah

Sabtu, 12 Juni 2021 | 16:30 WIB
Kulitnya Terasa Lebih Lembut, Wanita Ini Pakai Darah Menstruasi untuk Masker Wajah
Ilustrasi menstruasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita menggunakan darah haidnya untuk perawatan wajah. Ia justru mengklaim darah menstruasinya membuat kulitnya lebih lembut dan cerah, sehingga ia mendesak orang lain untuk mencobanya.

Mary Miranda, wanita dari Chicago, AS, mengaku awalnya menggunakan darah menstruasinya untuk karya seni, menari dan menyirami tanaman.

Kemudian, Miranda mulai melakukan praktik perawatan wajah tak biasa ini setelah mengalami menstruasi pertama pada usia 12 tahun dan ia mulai mengalami menstruasi yang tidak teratur serta menyakitkan di awal usia 20 tahunan.

Miranda mengaku awalnya malu dan jijik dengan pendarahan bulanannya, sebelum menemukan perawatan wajah tak biasa menggunakan darah menstruasi.

Siklus menstruasi Miranda disebut tidak teratur, karena terkadang ia hanya menstruasi sebanyak 3 sampai 4 kali setahun yang artinya abnormal.

Ilustrasi menstruasi, tampon, pembalut (Unsplash)
Ilustrasi menstruasi, tampon, pembalut (Unsplash)

Bahkan nyeri menstruasi Miranda tetap berlanjut meskipun sudah menggunakan alat kontrasepsi. Pada tahun 2006, akhirnya ia didiagnosis menderita kista ovarium yang membuatnya sering pingsan sebanyak 5 kali karena rasa sakit akibat menstruasi.

Sebelum didiagnosis menderita kista ovarium, ia sempat mengira dirinya menderita masalah pencernaan akibat gas yang terperangkap. Sampai akhirnya, ia didiagnosis kista ovarium dan menjalani salpingo-ooforektomi darurat untuk mengangkat ovarium kanannya.

Selanjutnya, Miranda pun mengonsumsi pil KB untuk mencegah hal serupa terjadi pada ovarium kirinya. Setelah dua tahun berlangsung atau sekitar tahun 2008, ia berhenti minum pil KB karena tidak ingin melakukan perawatan menggunakan hormon sintetis.

Miranda pun kembali mengalami periode menstruasi yang cukup menyiksa. Ia mengalami efek samping parah, seperti muntah, tekanan darah rendah dan berkeringat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kaltim Belum Mereda, dalam Sehari 78 Orang Terpapar Virus Corona

Ia sempat periksa ke rumah sakit sebanyak 2 kali. Pada kedatangan kedua, ia menjalani pemindaian ultrasound transvaginal dan dokter menemukan adanya tumor fibroid rahim yang ukurannya kecil serta bersifat non-kanker.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI