Suara.com - Pemerintah Afrika Selatan bersiaga menghadapi gelombang ketiga virus Corona, setelah laporan terbaru menyebut kasus Covid-19 naik secara signifikan dalam sepekan terakhir.
Dilansir ANTARA, National Institute for Communicable Diseases (NCID) pada Kamis (10/6), mengonfirmasi adanya 9.149 kasus baru. Hal ini membuat Afrika Selatan sebagai salah satu negara dengan dampak pandemi terparah.
NCID mengatakan Afrika Selatan melampaui insiden rata-rata sepekan 5.959 kasus seperti yang didefinisikan oleh komite penasihat menteri (MAC).
Komite melaporkan gelombang terbaru COVID-19 memiliki ambang rata-rata mingguan 30 persen dari insiden puncak gelombang sebelumnya, yang mencapai sekitar 10.000 infeksi akibat varian baru COVID-19.
Baca Juga: Seorang Perempuan Afrika Cetak Rekor Guinness, Lahirkan 10 Bayi Kembar
"Secara teknis Afrika Selatan memasuki gelombang ketiga hari ini," demikian dinyatakan NCID.
Kasus COVID di benua Afrika mencapai lima juta, dengan kawasan Afrika selatan menjadi yang terparah, menyumbang 37 persen dari total kasus, menurut hitungan Reuters.
Pandemi menjadikan Afrika Selatan negara paling menderita di benua Afrika, dengan mencatatkan sekitar 34 persen dari total kasus dan sekitar 43 persen dari total kematian saat otoritas berjuang menggencarkan upaya vaksinasi.
Sementara benua Afrika mengalami krisi dosis vaksin Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus berupaya meminta masyarakat untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan.
Dr David Nabarro, utusan khusus dari WHO mengatakan vaksin Covid-19 yang sekarang ini tersedia tidak cukup melindungi orang-orang dari ancaman virus corona Covid-19 yang selalu baru.
Baca Juga: Miris! Dalam Setahun, Puluhan Anak-anak di Mozambik Diculik, Mayoritas Perempuan
Dr David mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pakar terkemuka mengatakan semua orang harus belajar hidup berdampingan dengan virus corona Covid-19, dengan cara selalu waspada untuk mencegah gelombang kasus infeksi berikutnya.
"Kita tahu bahwa virus itu akan terus berubah, yang artinya vaksinasi mungkin tidak akan cukup untuk membuatnya pergi. Kita harus bersikap seolah-seolah virus corona ini adalah ancaman yang selalu ada," jelas Dr Nabarro dikutip dari The Sun.
Karena itu, seseorang akan lebih menjaga kebersihan dan tertib melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi dirinya dari ancaman baru virus corona. Apalagi, penyebaran virus corona di sekolah, lingkungan kampus, restoran, pub dan klub sosial juga sangat cepat.