Eropa Bersiap Masuki Liburan Musim Panas, WHO Ingatkan Pandemi Belum Berakhir

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 11 Juni 2021 | 08:35 WIB
Eropa Bersiap Masuki Liburan Musim Panas, WHO Ingatkan Pandemi Belum Berakhir
Ilustrasi pandemi Covid-19 di Eropa. (freepik.com/prostooleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Benua Eropa bersiap memasuki fase liburan musim panas, yang ditandai dengan adanya sejumlah kegiatan olahraga dan pariwisata skala besar.

Hal ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) was-was dan mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir, meski sejumlah kecil penduduk sudah mendapatkan vaksinasi.

Dilansir ANTARA, Kepala WHO Eropa Hans Kluge mengatakan, warga Eropa untuk melakukan perjalanan secara bertanggung jawab selama musim liburan musim panas. Ia juga memperingatkan pertempuran melawan COVID-19 belum selesai, meskipun tingkat infeksi menurun dalam beberapa pekan terakhir.

"Dengan meningkatnya pertemuan sosial, mobilitas populasi yang lebih besar, dan festival besar serta turnamen olahraga yang berlangsung dalam beberapa hari dan minggu mendatang, WHO Eropa menyerukan untuk berhati-hati," katanya.

Baca Juga: Dinsos Sebut Bantuan Sosial Tunai untuk Kabupaten Penajam Dihentikan Pemerintah Pusat

"Jika Anda memilih untuk bepergian, lakukan dengan bertanggung jawab. Sadar akan risikonya. Terapkan akal sehat dan jangan membahayakan hasil yang diperoleh dengan susah payah," tambah Kluge.

Selama dua bulan terakhir, kasus COVID-19 baru, kematian, dan rawat inap telah menurun, mendorong 36 dari 53 negara di Eropa untuk mulai melonggarkan pembatasan.

Jumlah infeksi COVID-19 yang dilaporkan minggu lalu mencapai 368.000 kasus, atau seperlima dari kasus mingguan dilaporkan selama puncaknya pada April tahun ini, kata Kluge.

"Kita semua harus mengakui kemajuan yang dibuat di sebagian besar negara di kawasan ini, kita juga harus mengakui bahwa kita sama sekali tidak keluar dari bahaya," ujar Kluge.

Kluge mengatakan apa yang disebut varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, menjadi perhatian. Varian ini, menurut dia, "menunjukkan peningkatan penularan dan fenomena immune escape dapat terjadi di wilayah tersebut sementara banyak di antara populasi yang rentan, di atas usia 60 tahun, tetap tidak terlindungi."

Baca Juga: Daftar Pemain Portugal di Euro 2020: Skuad Tangguh Pertahankan Piala Eropa

Negara-negara harus belajar dari kebangkitan kasus-kasus yang terlihat selama musim panas tahun lalu, bahkan ketika vaksinasi sedang diluncurkan di seluruh wilayah.

Dengan hanya 30 persen orang di Eropa yang telah menerima dosis vaksin pertama mereka, ini tidak akan cukup untuk mencegah gelombang virus lainnya, kata Kluge.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI