Hits: Buang Air Besar Tanda Kanker Usus Hingga Pasien Diabetes Alami Gangguan Tidur

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 10 Juni 2021 | 19:33 WIB
Hits: Buang Air Besar Tanda Kanker Usus Hingga Pasien Diabetes Alami Gangguan Tidur
Ilustrasi buang air besar (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buang air besar secara rutin setiap hari mungkin menjadi hal yang wajar. Tapi, jika frekuensinya meningkat secara drastis harus waspada gejala kanker usus.

Sementara itu, pasien diabetes dengan dengan gangguan tidur berisiko tinggi meninggal dunia. Mengapa demikian. Dua kabar tadi merupakan berita terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut ini berita terpopuler lainnya.

1. Seberapa Sering Buang Air Besar Dalam Sehari? Waspadai Gejala Kanker Usus

Ilustrasi buang air besar (BAB). (Shutterstock)
Ilustrasi buang air besar (BAB). (Shutterstock)

Buang air besar rutin setiap hari memang menjadi tanda bahwa pencernaan seorang lancar dan tidak mengalami sembelit. Tapi, jika frekuensi buang air besar itu terlalu sering, bisa jadi tanda kanker usus.

Baca Juga: Hits: Kalung Glenca Chysara Ternyata Murah, Hingga Diet Ussy Sulistiawaty

Dikutip dari Exprees UK, Rachel Ward mengatakan bahwa kanker usus mempengaruhi usus besar, yang merupakan bagian dari gejala pencernaan. Ketika sel-sel kanker berkembang biak secara tidak terkendali di bagian tubuh ini, hal itu dapat menyebabkan gangguan pada gerakan usus.

Baca selengkapnya

2. Pasien Diabetes dengan Gangguan Tidur Berisiko Tinggi Meninggal Dunia

Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)
Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)

Sebuah penelitian yang melibatkan hampir setengah juta orang di Inggris menunjukkan orang yang menderita diabetes dan memiliki masalah gangguan tidur, lebih berisiko tinggi meninggal dunia.

Para peneliti dan berafiliasi dengan University of Surrey dan Northwestern University menerbitkan temuannya dalam Journal of Sleep Research, yang berdasarkan data dari Biobank Inggris.

Baca Juga: 4 Penyakit yang Bisa Muncul Jika Sering Nahan BAB, Ngeri Deh!

Baca selengkapnya

3. Ini Alasan Mengapa Vitamin D Dosis Tinggi Penting Diberikan Kepada Pasien Covid-19

Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]
Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]

Di masa pandemi Covid-19, asupan vitamin D sangatlah penting untuk tubuh. Selain berfungsi untuk menjaga kekuatan tulang, vitamin D juga mendukung sistem kekebalan tubuh, serta memberi perlindungan pada jantung dan pembuluh darah.

Sayangnya, sebagian populasi di dunia masih banyak yang mengalami kekurangan vitamin D. Hal ini diungkap oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Laura Anasthasya, dalam acara Mampukah Vitamin D dan Antioksidan Melawan Covid-19? Rabu (9/6/2021).

Baca selengkapnya

4. Kabar Baik, Satgas COVID-19 Pastikan Masyarakat Usia di Atas 18 Tahun Boleh Divaksinasi

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga dengan kelompok usia minimmal 18 tahun di GOR Pengadegan, Pancoran, Jakarta, Kamis (10/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga dengan kelompok usia minimmal 18 tahun di GOR Pengadegan, Pancoran, Jakarta, Kamis (10/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Beredar kabar, kelompok masyarakat umum sudah bisa mendapatkan vaksin COVID-19, dengan syarat sudah berusia di atas 18 tahun.

Benarkah demikian? Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, pemerintah memastikan kelompok usia di atas 18 tahun akan mendapatkan vaksin COVID-19, demi mengupayakan cakupan vaksinasi sebesar 70 persen seluruh Indonesia dapat tercapai.

Baca selengkapnya

5. Kurma dan Tempe Bisa Sebabkan Asam Urat? Ini Kata Dokter Zaidul Akbar

Ilustrasi kurma. (Pixabay/Rawpixel)
Ilustrasi kurma. (Pixabay/Rawpixel)

Asam urat jadi salah satu penyakit yang kerap dikeluhkan banyak orang, karena membuat penderitnya kerap kesulitan berjalan dan beraktivitas.

Perlu diingat, asam urat kondisi adalah yang disebabkan tingginya kadar kristal asam di persendian, yang dipicu makanan tinggi kolesterol. Apa komentar dokter Zaidul Akbar seputar hal ini?

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI