Viral Ivermectin Disebut Ampuh Obati Covid-19, Tapi BPOM Malah Bilang Begini

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 10 Juni 2021 | 18:45 WIB
Viral Ivermectin Disebut Ampuh Obati Covid-19, Tapi BPOM Malah Bilang Begini
Ilustrasi obat-obatan (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah obat sempat diklaim efektif untuk pasien Covid-19. Kini, obat ivermectin disebut-sebut ampuh untuk menangkal virus corona penyabab Covid-19.

Bahkan, beberapa menyebut ivermectin bisa menurunkan risiko kematian pada pasien Covid-19. Menanggapi kabar virus tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya angkat suara memberikan penjelasan.

Dalam situs resminya, BPOM mengatakan bahwa penelitian untuk pencegahan maupun pengobatan COVID-19 yang sudah dipublikasikan menyatakan bahwa Ivermectin memiliki potensi antiviral pada uji secara in-vitro di laboratorium.

Akan tetapi, masih diperlukan bukti ilmiah yang lebih meyakinkan terkait keamanan, khasiat, dan efektivitasnya sebagai obat COVID-19 melalui uji klinik lebih lanjut.

Baca Juga: Takut Anaknya Kena Covid-19, Orang Tua Siswa Geruduk DPRD Kota Bogor

Ilustrasi obat cacing. (Pixabay)
Ilustrasi obat cacing. (Pixabay)

"Ivermectin kaplet 12 mg terdaftar di Indonesia untuk indikasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Ivermectin diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg Berat Badan dengan pemakaian 1 (satu) tahun sekali. Ivermectin merupakan obat keras yang pembeliannya harus dengan resep dokter dan penggunaannya di bawah pengawasan dokter," kata BPOM dalam keterangan persnya.

Untuk memastikan khasiat dan keamanan penggunaan Ivermectin dalam pengobatan COVID-19, di Indonesia akan dilakukan uji klinik. Tindakan itu akan dilakukan di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, dengan melibatkan beberapa Rumah Sakit.

"Ivermectin yang digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping, antara lain nyeri otot/sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson," tulis BPOM.

Badan POM RI terus memantau pelaksanaan dan menindaklanjuti hasil penelitian serta melakukan update informasi terkait penggunaan obat Ivermectin untuk pengobatan COVID-19 melalui komunikasi dengan World Health Organization (WHO) dan Badan Otoritas Obat negara lain.

"Untuk kehati-hatian, Badan POM RI meminta kepada masyarakat agar tidak membeli obat Ivermectin secara bebas tanpa resep dokter, termasuk membeli melalui platform online. Untuk penjualan obat Ivermectin termasuk melalui online tanpa ada resep dokter dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata BPOM.

Baca Juga: RSUD Bangkalan Belum Pastikan Ledakan Covid-19 Disebabkan Oleh Varian Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI